Sedikit sekali manusia yang selamat dari sikap semacam ini, termasuk mereka para penuntut ilmu atau para da’i. Bukti yang paling nyata dalam hal ini silahkan Anda lihat pada kehidupan Anda, dan perhatikanlah segala sesuatu yang berada di sekitar Anda, di sana-sini terdapat jadwal kerja yang tidak teratur serta janji-janji pertemuan yang padat, semua hal itu membuat diri Anda bersedih karena sempitnya waktu serta sedikitnya berkah. Dan perhatikan pula perpustakaan pribadi Anda dan semua kitab yang ada di atas rak-rak buku, berapa banyak buku yang telah Anda baca pada tahun ini, atau tahun lalu, atau tahun-tahun sebelumnya, atau tahun-tahun ketika Anda konsisten. Ataukah waktu yang diberikan tidak membantu Anda?! Tidak diragukan lagi bahwa tidak disiplin dalam menggunakan waktu adalah sebab dari semua itu. Bukankah lebih baik bagi Anda ketika harus membuat janji, maka pada saat itu-lah Anda mengeluarkan buku catatan dan pena kemu-dian Anda tulis tanggal yang telah Anda janjikan itu dan kapan hal itu akan dilaksanakan. Bukankah meru-pakan sikap berdisiplin jika Anda tidak terikat dengan dua janji dalam waktu yang bersamaan?!
Bukankah lebih baik bagi Anda sebelum membaca suatu buku untuk melihat daftar isi dan pengantar buku tersebut, lalu Anda melihat jumlah halamannya, kemudian Anda memberi batas waktu untuk membaca buku itu hingga selesai? Sebagai contoh, jika buku itu memiliki empat ratus halaman, lalu jika setiap harinya Anda mampu membaca sebanyak tiga puluh halaman, maka Anda akan butuh waktu kurang lebih dua belas hari saja untuk membaca semua isi buku tersebut. Maka berapa buku yang dapat Anda baca dalam setahun? Dan berapa bidang ilmu yang dapat Anda kuasai? Lalu bagaimana halnya jika Anda dapat membaca seratus halaman setiap harinya? Bukankah hal semacam ini adalah lebih baik daripada tidak berdisiplin waktu?!
Waktu berjalan sangat cepat sekali, sementara umur manusia itu pendek dan tugas menggunung. Dan ketahuilah bahwa waktu memiliki tiga keistimewaan; waktu cepat berlalu, waktu yang berlalu tidak akan pernah kembali, dan bahwa waktu itu lebih berharga daripada emas dan perak.
Al-Hasan al-Bashri berkata, “Aku telah mendapati suatu kaum, di mana perhatian mereka kepada waktu lebih besar daripada perhatian kalian kepada uang.” Dalam penggunaannya haruslah mengetahui skala prioritas; mana perkara yang lebih penting dan lebih utama.
Sumber : 31 Sebab Lemahnya Iman