Sifat Malu Termasuk Bagian Iman
Dari Ibnu Umar Radhiallahu ‘Anhu,,
أَنَّ رَسُوْلَ اللّٰهِ مَرَّ عَلَى رَجُلٍ مِنَ الْأَنْصَارِ
وَهُوَ يَعِظُ أَخَاهُ فِي الْحَيَاءِ،
فَقَالَ رَسُوْلُ اللّٰهِ:
دَعْهُ فَإِنَّ الْحَيَاءَ مِنَ الْإِيْمَانِ.
“Bahwasanya Rasulullah Shalllahu
‘alaihi wa Sallam melewati seorang
laki-laki dari kalangan Anshar yang
sedang menasihati saudaranya
(agar meninggalkan) rasa malu.
Maka beliau Shalllahu ‘alaihi wa
Sallam bersabda, ‘Biarkan dia
(bersifat malu), karena rasa malu
termasuk bagian iman’.”
Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Muslim
Dari Abdullah bin Mas’ud Radhiallahu
‘Anhu, dia berkata, Rasulullah
Shalllahu ‘alaihi wa Sallam
bersabda,
“Merasa malulah kepada Allah
dengan sebenar-benarnya malu.”
(Ibnu Mas’ud) berkata, “Kami
berkata, ‘Wahai Nabi Allah, sungguh
kami merasa malu, alhamdulillah’.”
Beliau menjawab, “Bukan itu, namun
merasa malu kepada Allah dengan
sebenar-benarnya malu adalah kamu
menjaga kepala dan sesuatu yang
dikumpulkannya (berupa mata,
telinga, dan lain-lain, ed.),
dan (menjaga) perut dan sesuatu
yang dikandungnya.
Hendaklah kamu mengingat
kematian dan bencana. Siapa yang
menginginkan akhirat, maka harus
meninggalkan perhiasan dunia, maka
siapa yang berbuat demikian, maka
sungguh dia telah merasa malu
kepada Allah dengan
sebenar-benarnya malu’.”
Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi,
Hadits Shahih
Dari buku Hadits:
Shahih At-Targhib wa At-Tarhib
Penerbit Darul Haq
BBM: 2BC57C4B
SMS/WA:081382361477