Shalat Jum’at wajib atas setiap Muslim laki-laki, merdeka, dewasa, berakal, mampu menghadirinya, dan mukim. Maka shalat ini tidak wajib atas hamba sahaya, wanita, anak-anak, orang gila, orang sakit, atau musafir, berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
اَلْجُمُعَةُ حَقٌّ وَاجِبٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ فِيْ جَمَاعَةٍ، إِلَّا أَرْبَعَةً: عَبْدٌ مَمْلُوْكٌ أَوِ امْرَأَةٌ أَوْ صَبِيٌّ أَوْ مَرِيْضٌ
“Shalat Jum’at adalah sesuatu yang benar-benar wajib atas setiap Muslim secara berjamaah, kecuali empat golongan: Hamba sahaya, atau wanita, atau anak-anak, atau orang sakit.” Diriwayatkan oleh Abu Dawud, no. 1054.
Musafir tidak wajib Shalat Jum’at, karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak melakukannya dalam perjalanan-perjalanan beliau. Saat beliau haji, Hari Arafah bertepatan dengan Hari Jum’at, bersama dengan itu beliau shalat Zhuhur (tidak Shalat Jum’at) dan beliau menjamaknya dengan Ashar.
Adapun musafir yang singgah di sebuah kota yang Shalat Jum’at didirikan di sana, maka hendaklah dia melakukannya bersama kaum Muslimin.
Bila seorang hamba sahaya, atau wanita, atau anak-anak, atau orang sakit, atau musafir menghadiri Shalat Jum’at, maka shalatnya sah dan tidak perlu Shalat Zhuhur.
📡Silakan dibagikan, Semoga Bermanfaat