Darul Haq

RESENSI BUKU TAFSIR MUYASSAR

TAFSIR MUYASSAR; Memahami al-Qur`an dengan Terjemahan dan Penafsiran Paling Mudah

Disusun oleh Para Ahli Tafsir:

(1). Dr. Hikmat Basyir

(2). Dr. Hazim Haidar

(3). Dr. Mushthafa Muslim

(4). Dr. Abdul Aziz Isma’il.

Dikaji Ulang oleh Sejumlah Ulama di Bawah Arahan:

Syaikh al-Allamah Dr. Shalih bin Muhammad Alu asy-Syaikh

Klik : Pesan Tafsir Muyassar

KEDUDUKAN PENTING TEMA BUKU

Setiap kita kaum Muslimin sepakat, bahwa al-Qur`an adalah kitab yang paling utama dan wajib kita kaji dalam rangka usaha membentuk kekuatan dan keteguhan Islam dan Iman di dalam diri kita. Seberapa besar penguasaan seseorang terhadap al-Qur`an, sebesar itu pula kadar peluangnya untuk membentuk kekokohan akidah, Iman dan Islamnya; dan tentu saja semua itu, setelah taufik dari Allah Ta’ala. Hal itu karena al-Qur`an adalah Firman Allah dan bukan hasil karya manusia yang lemah. Allah Ta’ala berfirman,

“Dan sesungguhnya (al-Qur`an) ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan seluruh alam.” (Asy-Syu’ara`: 192-195).

Allah menurunkan al-Qur`an dengan membawa kebenaran dan untuk tujuan-tujuan yang agung, yang di antaranya adalah untuk memberikan keputusan di antara manusia, sebagaimana yang Allah tegaskan dalam FirmanNya ketika mengutus para nabi,

“… dan Allah menurunkan bersama mereka kitab suci yang membawa kebenaran, untuk memberi keputusan di antara manusia.” (Al-Baqarah: 213).

Dan secara khusus Allah berfirman kepada Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam,

Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab (al-Qur`an) kepadamu dengan membawa kebenaran, agar eng­­kau memutuskan hukum di antara manusia.” (An-Nisa`: 105).

Lebih dari itu, Allah akan memberikan derajat tinggi dan kemuliaan karena mengkaji dan mengamalkan al-Qur`an, dan sebaliknya Allah akan merendahkan dan menghinakan karena mengabaikannya. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,

“Sesungguhnya Allah meninggikan kaum-kaum dengan Kitab suci al-Qur`an ini dan dengannya Dia juga merendahkan kaum-kaum yang lain.” [Diriwayatkan oleh Muslim, no.817].

Dalam pengantar tafsir ini, Syaikh al-Allamah Dr. Shalih Alu asy-Syaikh berkata:

“Al-Qur`an ul-Karim adalah timbangan yang jelas bagi kondisi umat Islam. Karena itu, setiap kali umat ini mengambil petunjuk darinya dan melaksanakannya dalam semua aspek kehidupan mereka, niscaya mereka pasti bahagia dan mulia, dan sebaliknya jika umat ini menjauh darinya dan lemah dalam berpegang kepadanya, umat ini pasti ditimpa ujian berupa kehinaan, perpecahan, kesengsaraan dan lain-lain. Allah Ta’ala berfirman,

“Dan sesungguhnya ia (al-Qur`an) itu benar-benar suatu peringatan bagimu dan bagi kaummu, dan kelak kalian akan diminta pertanggungjawaban.” (az-Zukhruf: 44).

Ibnu Abbas berkata ketika menafsirkan ayat ini, “(Yakni), sesungguhnya ia adalah kemuliaan bagimu dan bagi kaummu.”

Lanjut Syaikh Shalih: “Maka siapa yang berpegang teguh kepada talinya yang kokoh, dia pasti beruntung, dan sebaliknya siapa yang berpaling darinya dia pasti merugi dengan kerugian yang nyata.

Imam asy-Syafi’i  berkata dalam kitab ar-Risalah, ‘Sesungguhnya orang yang memahami ilmu hukum-hukum Allah di dalam Kitab SuciNya, dari segi redaksional dan berdalil dengannya, dan Allah memberinya taufik untuk berkata dan beramal dengan apa-apa yang dia ketahui darinya, dia pasti beruntung meraih keutamaan dalam Agama dan dunianya, dan lebih dari itu, keraguan akan lenyap dari dirinya, lalu hikmah akan menyinari jiwanya.’

Karena itu, al-Qur`an yang agung adalah keselamatan bagi setiap Muslim yang mengambil bashirah dengan ayat-ayatnya, mengambil nasehat dengan nasehat-nasehat dan perumpamaan-perumpamaannya, juga mengambil apa-apa yang dihalalkan dan menjauhi apa-apa yang diharamkan di dalamnya, juga mengambil kejelasan ibrah dari kabar-kabar dan kisah-kisahnya berupa pelajaran yang dengannya dia dapat mensucikan dirinya dan mengukuhkan tauhid dalam jiwanya, menanamkan padanya rasa takut kepada Allah, serta menghilangkan sebab-sebab kekafiran, kefasikan dan kemaksiatan, serta menjadikan masyarakat semuanya bagaikan satu barisan.” Demikian Syaikh Shalih  hafizhahullah.

Karena begitu penting kedudukan al-Qur`an, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menegaskan,

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ.

“Orang yang paling baik di antara kalian adalah yang mempelajari al-Qur`an dan mengajarkannya.” [Diriwayatkan oleh al-Bukhari].

Hal itu karena mempelajari dan mengajarkan al-Qur`an, adalah jalan untuk meraih semua kemuliaan dan keagungan yang dijanjikan Allah tersebut.

Nah, karena menyadari begitu penting dan agungnya kedudukan al-Qur`an sebagai Firman Allah Ta’ala, sebagai sumber ilmu dan konsep hidup, di mana di dalamnya Allah menuangkan perintah-perintah dan larangan-laranganNya, dan juga keutamaan membaca, menghafal dan mengkajinya, maka setiap Muslim harus memberikan perhatian yang serius dan fokus kepada al-Qur`an. Dan karena itu semua, banyak ulama dan lembaga yang berusaha menyajikan metodologi dan pengkajian al-Qur`an, yang dianggap paling efektif. Salah satunya adalah sebuah tim yang dibentuk di Mujamma’ Malik Fahd, yaitu sebuah lembaga yang dikenal memiliki kontribusi yang luar biasa dalam hal penerbitan al-Qur`an, serta al-Qur`an dan terjemahnya ke dalam berbagai bahasa dunia,  dan menyebarluaskannya di tengah kaum Muslimin dunia.

Tim dari para ulama yang dibentuk tersebut bertugas khusus untuk menyusun tafsir al-Qur`an yang paling mudah dan paling ringkas, yang langsung dapat dipahami oleh seluas-luasnya kalangan kaum muslimin. Dan inilah tafsir yang tengah kita bicarakan ini. Bersama itu semua, naskah tafsir ini telah diserahkan kepada sejumlah ulama tafsir senior untuk dikaji ulang dan akhirnya dikaji ulang oleh seorang ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah kontemporer, yaitu: Syaikh al-Allamah Shalih bin Muhammad Alu asy-Syaikh Hafizhahullah.

Karena itu, tafsir ini muncul sebagai tafsir paling mudah dan sejalan dengan tafsir bil ma`tsur yaitu penafsiran al-Qur`an dengan al-Qur`an, as-Sunnah, perkataan para sahabat, tabi’in dan as-Salaf ash-Shalih secara umum, sehingga sejalan dengan manhaj Ahlus Sunnah wal Jama’ah dalam masalah akidah maupun ibadah amaliah.

Kemudian, penting kami sampaikan bahwa buku tafsir kami ini, disertai dengan terjemah al-Qur`an yang telah dikaji ulang secara menyeluruh dan dan fokus oleh tim editor ilmiah DARUL HAQ. Ini adalah salah keistimewaan tafsir kami ini, karena berdasarkan pengalaman panjang sebagai editor yang secara kontinyu harus merujuk kepada al-Qur`an, terjemahnya dan tafsir-tafsirnya, bersama berlalunya hari-hari, muncul satu demi satu berbagai hal yang kurang pas dalam terjemahan yang beredar di tanah air; baik dari segi ilmiah maupun teknis. Semua itu memacu kami untuk membaca dan mengkaji ulang terjemahan yang ada. Karena itu, kami membuat tim untuk membaca ulang terjemahan tersebut dan mengoreksi berbagai hal yang kurang tepat tersebut, sebagai nasihat (sikap tulus melaksanakan hak) bagi Allah, bagi kitab SuciNya, RasulNya, bagi pemimpin kaum muslimin dan kaum muslimin umumnya.

Muraja’ah dan kajian ulang terjemah al-Qur`an yang kami lakukan satu ayat demi satu ayat bahkan kata perkata, dengan berpegang kepada berbagai sumber yang telah diakui secara luas oleh para ulama di dunia Islam, seperti: Tafsir Ibnu Katsir, karya Imam al-Hafizh Ibnu Katsir 5; Fath al-Qadir, karya Imam asy-Syaukani 5; Taisir al-Karim ar-Rahman, karya Syaikh al-Allamah as-Sa’di 5; Al-Muntakhab fi Tafsir al-Qur`an al-Karim, yang disusun oleh tim dari para ulama Iniversitas al-Azhar, Kaero; Tafsir al-Muyassar, dan lain sebagainya.

Bersama itu, hasil revisi terjemahan versi  DARUL HAQ yang kami terbitkan ini telah dibaca ulang oleh berbagai pihak, juga telah divalidasi dan verifikasi dengan berkonsultasi kepada sejumlah ahlul ilmi yang kami tetapkan sebagai rujukan, baik ahli tafsir al-Qur`an maupun ahli akidah.

Semua ini kami lakukan, agar muncul terjemah al-Qur`an yang paling selamat dari kekeliruan, baik kekeliruan ilmiah maupun teknis, enak dibaca dan mudah dipahami, juga lebih dekat dengan struktur bahasa al-Qur`an, sehingga benar-benar mendatangkan manfaat bagi kaum Muslimin.

Dan edisi terjemah inilah yang kami sertakan dalam Tafsir Muyassar ini, sehingga benar-benar menjadi buku tafsir yang mudah sekaligus padu.

SAJIAN PILIHAN

Untuk menggambarkan betapa jelas dan mudah memahami al-Qur`an dengan tafsir ini, berikut ini kami sajikan tafsir Surat al-Fatihah, dengan harapan dapat mensimulasikan karakter tulisnya yang simpel dan padu.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (1)

(1). “Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.”

Tafsir: Aku memulai membaca al-Qur`an dengan menyebut Nama Allah demi memohon pertolongan kepadanya. Kata الله adalah ‘alam (nama pengenal) untuk Tuhan (pemilik alam semesta Yang Maha banyak berkahNya lagi Mahatinggi, Dzat Yang berhak diibadahi, tidak selainNya. الرَّحْمَنِ “Yang Maha Pengasih”, yakni, Yang memiliki rahmat umum yang meliputi seluruh makhluk. Dan الرَّحِيمِ “Yang Maha Penyayang”, yakni, sayang kepada orang-orang Mukmin. Dan keduanya merupakan penetapan sifat “rahmat” (menyayangi) bagi Allah, sebagaimana yang layak bagi keagunganNya.

 الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (2)

(2). Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam.”

Tafsir: Al-Hamdulillah adalah pujian kepada Allah karena sifat-sifatNya Yang semuanya merupakan sifat-sifat kesempurnaan, dan karena nikmat-nikmatNya yang zhahir maupun yang batin, yang duniawi maupun yang agamawi.

Dan di dalamnya terkandung perintah bagi para hambaNya untuk memujiNya; karena Dia-lah semata Yang berhak mendapatkan pujian

 الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (3)

(3). yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,

Tafsir: (الرَّحْمَنِ) “Yang Maha Pengasih”, yakni, Yang memiliki rahmat umum yang mencakup seluruh makhluk. Dan (الرَّحِيْمِ) “Yang Maha Penyayang”, yakni, Terhadap orang-orang Mukmin; dan keduanya merupakan dua nama di antara Nama-nama Allah Ta’ala.

 مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ (4)

(4). “Pemilik hari pembalasan.”

Tafsir: Dia-lah Allah Ta’ala semata Pemilik (kekuasaan) pada Hari Kiamat, yaitu Hari Pembalasan atas amal perbuatan.

Dan dalam bacaan seorang Muslim terhadap ayat ini pada setiap rakaat dari shalat-shalatnya, terkandung peringatan baginya akan datangnnya Hari Akhir, juga terkandung motivasi baginya untuk mempersiapkan diri dengan amal shalih dan menjauhkan diri dari maksiat-maksiat dan keburukan-keburukan.

 إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ (5)

(5). Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.”

Tafsir: Kami mengkhususkan Engkau semata dengan ibadah dan Kami juga hanya memohon pertolongan kepadaMu saja dalam semua urusan kami; sebab semua urusan hanya di TanganMu, tidak seorang pun selainMu yang memiliki sebesar sebiji sawi sekalipun darinya.

Dalam ayat ini terkandung petunjuk bahwa seorang hamba tidak boleh mengarahkan sesuatu pun dari jenis-jenis ibadah, seperti doa, istighatsah, menyembelih dan thawaf (mengelilingi sesuatu) kecuali untuk Allah semata. Dan di dalamnya juga terkandung kesembuhan bagi hati dari penyakit-penyakit riya`, ujub dan sombong.

 اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ (6)

(6). “Tunjukilah kami jalan yang lurus”,

Tafsir: Tujukilah dan arahkanlah kami serta berilah taufik bagi kami menuju jalan yang lurus serta teguhkanlah kami di atasnya hingga kami bertemu denganMu kelak, yaitu Islam yang merupakan jalan terang yang menyampaikan kepada keridhaan Allah dan kepada surgaNya, yang telah ditunjukkan oleh penutup para rasul dan NabiNya, Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Maka tidak ada jalan menuju kebahagiaan bagi seorang hamba, kecuali dengan istiqamah di atas jalan tersebut.

 صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ (7)

(7). “(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.”

Tafsir: Yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau berikan nikmat kepada mereka, dari kalangan para Nabi, orang-orang shiddiq, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang shalih. Mereka itulah orang-orang yang memperoleh hidayah dan istiqamah. Dan janganlah Engkau menjadikan kami termasuk orang-orang yang telah mengetahui kebenaran namun tidak mengamalkannya, yaitu orang-orang Yahudi dan orang-orang yang seperti mereka, (dan jangan pula Engkau menjadikan kami termasuk orang-orang sesat, yaitu orang-orang yang tidak mendapatkan hidayah karena kejahilan mereka, hingga akibatnya sesat jalan, yaitu orang-orang Nasrani dan orang-orang yang mengikuti jalan hidup mereka.

Dan dalam doa ini terkandung kesembuhan bagi hati seorang muslim dari penyakit ingkar, kejahilan dan kesesatan, juga terkandung petunjuk bahwasanya nikmat paling agung secara mutlak adalah nikmat Islam. Oleh karena itu, siapa yang lebih mengetahui kebenaran dan lebih gigih dalam mengikutinya, maka dia lebih pantas meraih (hidayah) kepada jalan yang lurus. Dan tidak ada keraguan bahwa para sahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah orang-orang yang paling utama meraih hal itu setelah para Nabi. Maka ayat ini (sekaligus) menunjukkan keutamaan dan agungnya kedudukan mereka radhoyallahu ‘anhum.

PENUTUP

Di samping itu semua, tafsir ini juga dilengkapi dengan judul-judul sub untuk setiap kelompok ayat, sehingga memudahkan memetakan ayat-ayat secara tematik.

Begitu juga, dilengkapi dengan catatan kaki pada setiap tempat yang membutuhkan tambahan penjelasan.

Sekali lagi, buku tafsir ini adalah tafsir paling sederhana dan paling mudah, yang akan membawa Anda seakan-akan Anda membaca al-Qur`an dengan bahasa tulisan biasa, sehingga langsung memahami makna dan kandungannya. Ini adalah salah satu buku primer yang harus ada di setiap perpustakan pribadi maupun lainnya dan patut menjadi bahan ajar untuk semua jenjang pendidikan, yang formal maupun non formal.

Informasi dan Pemesanan:

Klik : Pesan Tafsir Muyassar

Telp. 021-84999585, SMS/WA. 0813 8236 1477

 

Loading

Home
Akun
Order
Chat
Cari