Setiap Ahlus Sunnah sejati pasti menyadari pentingnya mengkaji hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam; dari segi riwayat maupun dirayat, sebab secara bahasa saja, Ahlus Sunnah berarti orang-orang yang mengikut Sunnah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Dan karena begitu luasnya lingkup dan cakupan ilmu ini, sehingga diperlukan jenjang tahapan untuk menjembatani seseorang agar dapat mengantarkannya kepada tingkat minimal dari kewajiban seorang Muslim terhadap Sunnah-sunnah NabiNya.
Dan tahapan paling dasar dalam mengkaji hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam atau as-Sunnah secara umum adalah yang berkaitan dengan dasar atau pokok Agama Islam. Tahapan inilah yang menginspirasi Imam an-Nawawi mengumpulkan hadits Jawami’ al-Kalim yang dinukil dari al-Ahadits al-Kulliyyah karya al-Hafizh Ibnu ash-Shalah (W. 643 H).
Dan inilah urgensi matan buku kita ini: Al-Arba’in -memuat 42 hadits- yang oleh para ulama dinobatkan sebagai hadits-hadits paling pokok yang merupakan poros ajaran Islam. Yang lebih penting dari itu adalah memahami hadits-hadits tersebut secara menyeluruh dan utuh; karena hanya pemahaman yang baik dan benarlah yang akan mengantarkan kepada pengamalan yang baik dan benar pula.
Maka inilah letak kekuatan buku ini, karena 42 hadits pokok tersebut disyarah dan dijabarkan oleh empat ulama besar dan diulas secara detil, yang memuat: Teks hadits, terjemah hadits, takhrij hadits, kosa kata, syarah empat ulama, dan kesimpulan-kesimpulan hadits, sehingga hadits-hadits tersebut bisa menggambarkan wajah Syariat Islam yang global tetapi jelas, ditambah dengan bahasa yang mudah dan sajian yang urut.
Maka sangatlah tepat yang dikatakan oleh sebagian ulama bahwa sebegitu banyak para ulama menyusun kitab dengan judul arba’in, tapi hanya arba’in karya Imam an-Nawawi yang benar-benar mendatangkan faidah secara luas dan disyarah oleh banyak ulama serta dikaji di berbagai pelosok bumi ini.