BUKU INDUK AKIDAH ISLAM
DATA BUKU
Judul asli : Syarhul Aqidah al-Wasithiyah
Judul terjemah : Buku Induk Akidah Islam
Penulis : Imam al-Allamah Muhammad bin Shalih al- Utsaimin
Penerjemah : Izzuddin Karimi, Lc.
Penerbit : Darul Haq, Jakarta
Tebal buku : 932 halaman
Ukuran buku : 16 x 24,5 cm (Hard Cover)
Harga : Rp. 180.000,-
URGENSI DAN KEDUDUKAN BUKU
Di sebagian masyarakat Indonesia, terdapat persepsi yang keliru tentang Ahlus Sunnah dan akidah Ahlus Sunnah. Dalam pandangan mereka, Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah aliran yang didirikan oleh al-Asy’ari dan al-Maturidi. Padahal dari segi bahasa saja sudah jelas bahwa Ahlus Sunnah wal Jama’ah itu adalah orang-orang yang berpegang teguh dengan Sunnah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berdasarkan pemahaman para sahabat dan as-Salaf ash-Shalih, serta orang-orang yang teguh mengikuti pemahaman mereka. Maka, Ahlus Sunnah wal Jama’ah itu pada hakikatnya adalah manhaj atau cara beragama yang shahih yang sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam .
Dari kekeliruan persepsi ini, maka dalam banyak masalah akidah, mereka menabrak apa yang telah disepakati oleh Ahlus Sunnah sendiri. Dalam Tauhid Uluhiyah misalnya, mereka mengatakan bahwa makna لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ adalah لَا خَالَقَ إِلَّا اللّٰهُ (tidak ada pencipta kecuali Allah). Dan ini adalah batil dari segi bahasa dan syari’at; sebab jika demikian, maka tidak ada bedanya antara akidah seorang musyrik Quraisy dengan seorang muslim. Dalam al-Qur`an disebutkan, “Dan sesungguhnya jika kamu (Muhammad) bertanya kepada mereka: ‘Siapakah yang menciptakan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?’ Pasti mereka akan menjawab: ‘Allah’.” (Al-Ankabut: 61). Dan ayat-ayat yang semakna dengan ini banyak sekali dalam al-Qur`an.
Contoh lain, dalam Tauhid Asma` wa Shifat, jika kita bertanya, “Dimana Allah?” Sebagian dari mereka menjawab, “Allah di setiap tempat” atau “Allah ada di mana-mana”. Bagi yang terkontaminasi oleh aliran tarekat akan menjawab lebih buruk dari itu, “Allah di dalam hati”. Ada juga di antara mereka yang mengatakan, tidak boleh bertanya seperti itu.
Semua itu tadi bukanlah akidah Ahlus Sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Dan Ini hanya sedikit contoh dari begitu banyak penyimpangan besar dalam masalah akidah yang wajib kita benahi, agar setiap kaum muslimin selamat di dunia dan akhirat, serta mendapat keridhaan Allah Ta’ala.
Maka buku induk akidah Islam ini, insya Allah, merupakan awal yang baik untuk membenahi akidah kita agar sesuai dengan ajaran Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan yang diwarisi oleh as-Salaf ash-Shalih. Inilah jalan keselamatan yang tidak tercampuri oleh syubhat dan kebatilan. Akidah yang Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ajarkan sangat terang benderang, sebagaimana beliau bersabda,
تَرَكْتُكُمْ عَلَى الْبَيْضَاءِ لَيْلُهَا كَنَهَارِهَا لَا يَزِيغُ عَنْهَا بَعْدِى إِلَّا هَالِك.
“Aku meninggalkan kalian di atas Agama yang terang, malamnya bagaikan siangnya; tidak akan tersesat darinya setelahku, kecuali orang yang memang binasa.” (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad no. 16692 dan Ibnu Majah, no. 44, dan dishahihkan oleh al-Albani).
Ini sisi pertama. Sisi yang kedua, matan buku induk akidah islam ini ditulis oleh salah seorang ulama yang paling ahli dalam masalah perselisihan pendapat dalam akidah yang terjadi di antara golongan-golongan sempalan, yaitu Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah.
Sisi ketiga, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, penulis matan al-Aqidah al-Wasithiyah, hidup pada zaman di mana kaum muslimin dikepung oleh unsur keburukan dari luar dan dari dalam. Dari luar, dikuasai oleh bangsa Tartar dan dari dalam tersebar luasnya para penganut mazhab batil dari kalangan pengikut golongan mu’aththilah dan musyabbihah, sufisme dan fanatisme madzhab.
Sisi yang keempat, beliau sendiri mendapat penentangan dari ulama-ulama yang di antaranya mengikuti madzhab Asy’ariyah dan Maturidiyah kala itu. Dan ini mirip dengan kondisi masyarakat Islam Indonesia. Dan karena simpang siurnya masalah-masalah akidah Islam yang tersebar di tengah masyarakat Muslim kala itu, hakim daerah Wasith meminta Syaikhul Islam menulis pokok-pokok akidah Ahlus Sunnah, dan muncullah matan al-Aqidah al-Wasithiyah yang disyarah oleh buku kita ini. Masalahnya kemudian adalah bahwa buku Akidah Wasithiyah ini mengundang polemik dari banyak kalangan kala itu, bahkan Syaikhul Islam dihadapkan pada debat terbuka, di mana beliau dikeroyok oleh banyak aliran kebatilan yang menyelisihi Ahlus Sunnah kala itu. Tapi, Allah akhirnya memenangkan kebenaran, karena itulah janjiNya bagi setiap orang yang kokoh membela kebenaran dengan ikhlas dan sabar. Buku Akidah Wasithiyah, hingga saat ini, masih menjadi jawaban yang kokoh terhadap berbagai penyimpangan dalam masalah akidah.
ISI BUKU SECARA UMUM
Pembahasan buku kita ini diawali dengan penjelasan menyeluruh tentang makna yang shahih dari syahadat La Ilaha Illallah, lengkap dengan penjelasan dan penjabaran Tauhid Uluhiyah, Tauhid Rububiyah dan Tauhid al-Asma` wa Shifat, berikut makna syahadat Muhammad Rasulullah. Inilah inti dari pembahasan akidah. Dan semua penyimpangan berbahaya dari sebagian kaum muslimin terjadi dalam dua pokok utama akidah ini. Maka mempelajari dan mengkaji kedua poin ini adalah awal yang baik dari tertanamnya tauhid yang kokoh dalam jiwa seorang Muslim.
Pembahasan dua pokok akidah yang inti ini disentuh dari berbagai segi oleh penulis, yang di antaranya adalah penjelasan panjang lebar mengenai rukun-rukun Iman yang enam.
Sebagai contoh: rincian mengenai hakikat beriman kepada Allah.
Beriman kepada Allah mencakup empat perkara, yang ke semuanya harus ada pada seorang Muslim
- Beriman kepada adanya Allah Ta’ala.
- Beriman kepada Rububiyah Allah, yaitu meyakini bahwa hanya Allah yang mencipta, memberi rizki, menghidupkan, mematikan semua makhluk. Hanya Allah yang mengatur semesta ini. Kerajaan semesta ini, langit dan bumi adalah miliknya. Dan karena semesta ini adalah ciptaannya, hanya Dia yang memilikinya, maka hanya dia yang berhak mengaturnya dan mengeluarkan perintah dan larangan.
- Beriman kepada Uluhiyah Allah, yaitu hanya Allah-lah yang berhak disembah dengan segala bentuk penyembahan. Karena hanya Allah yang menciptakan semesta ini dan hanya Dia yang memilikinya, hanya Allah yang berhak memerintah dan melarang, hanya Allah yang berhak membuat syariat dan aturan, maka hanya Allah yang berhak ditaati dan disembah.
- Beriman kepada Asma` dan Shifat Allah, yaitu beriman bahwasanya Allah Ta’ala memiliki Nama-nama dan Sifat-sifat yang Allah sandangkan sendiri untuk Dirinya atau disandangkan oleh RasulNya a
Dalam poin keempat inilah banyak terjadi penyimpangan yang dilakukan oleh banyak kelompok-kelompok sempalan yang menyelisihi Alhus Sunnah, sejak dari Jahmiyah, Mu’tazilah maupun Asya’riyah. Dan masalah inilah yang disorot secara panjang lebar oleh pembahasan buku kita ini. Maka jika Anda ingin mendalami pembahasan Akidah Asma` dan Shifat Allah, buku ini adalah jawabannya. Poin-poin Akidah Asma` wa Shifat, yang selama ini diyakini secara salah oleh banyak kaum Muslimin Indonesia, dijelaskan dan dijabarkan secara luas dan ditegakkan dengan dalil-dalil yang kokoh tak terbantahkan.
Dan kempat cakupan iman kepada Allah di atas harus ada pada diri setiap muslim. Artinya, tidak ada gunanya seseorang meyakini dan mengimani bahwa hanya Allah mencipta dan mengatur semesta ini, kalau dia masih berdoa kepada selain Allah, atau mengingkari nama-nama dan sifat-sifat Allah misalnya. Karena keempat cakupan diatas adalah satu kesatuan yang tidak boleh dipisahkan.
Begitu pula rukun-rukun iman yang lain, diulas total dan apik oleh penulis, berserta sisi-sisi cakupannya yang wajib ada dalam keyakinan seorang Muslim.
Penting dicermati bahwa pensyarah, Syaikh Ibnu Utsaimin , terlebih dahulu menjelaskan panjang lebar siapa itu Ahlus Sunnah wal Jama’ah, apa saja pokok-pokok dasar pijakan mereka dalam akidah dan berbagai hal yang berkaitan dengannya. Ini diharapkan sebagai kaidah dasar untuk memahami dengan baik poin-poin akidah yang akan dijelaskan setelahnya.
Masalah-masalah lain yang dibahas tuntas adalah Qadha` dan Qadar Allah, lengkap dengan golongan-golongan yang menyelisihi Ahlus Sunnah, syubhat-syubhat berikut jawaban Ahlus Sunnah terhadapnya.
Masalah lain adalah akidah Ahlus Sunnah berkaitan dengan Ahlul Bait, atau keluarga dan keturunan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Pembahasan ini sangatlah penting dicermati oleh kaum muslimin; karena ada sebagian orang yang mengaku sebagai keturunan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dan merasa bahwa dengan itu dia lebih tigggi derajatnya dari kaum muslimin umumnya dan telah dijamin mendapat syafa’at Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, padahal banyak di antara mereka ini adalah pengusung-pengusung bid’ah dan kesesatan. Ada lagi yang mengaku paling mencintai Ahlul Bait, tetapi mereka inilah orang-orang yang paling tidak punya adab dan paling rendah moralnya terhadap para istri Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Padahal dalam pandangan Ahlus Sunnah, termasuk dalam lingkup Ahlul Bait Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah istri-istri beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Simak kajian lengkapnya dalam buku kita ini.
Begitu juga dengan kewajiban kaum muslimin terhadap para sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Dan kedua poin ini adalah demi meluruskan kesesatan agama Syi’ah yang menjelek-jelekkan sebagian istri-istri Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan mengkafir serta memusuhi mayoritas sahabat beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Sub pembahasan lain yang juga sangat urgen adalah tentang “Wali” dan “Karamah Para Wali”. Siapa sebenarnya yang disebut wali Allah dalam pandangan Ahlus Sunnah dan apa hakikat dari karamah dalam pandangan Ahlus Sunah. Poin ini sangatlah penting sebagai semacam kaedah dan tolok ukur bagi isu “Wali” dan “Karamah Wali” yang banyak tersebar luas di sebagian masyarakat Indonesia, yang justru berbau mistis dan kental dengan dongeng-dongeng khurafat.
Begitu juga permasalahan bid’ah dengan berbagai sisi yang berkaitan dengannya juga dibahas secara apik dalam buku ini.
Maka Buku Induk Akidah Islam ini sangatlah tepat sebagai bahan kajian untuk masyarakat Indonesia, sebagai usaha untuk membersihkan Agama Allah yang mulia ini dari unsur-unsur yang bukan bagian darinya.
Kita harus ingat selalu bahwa Agama Islam adalah wahyu dan bukan rumusan nalar bukan budaya.
KEISTIMEWAAN TERBITAN KAMI
Kami melengkapi buku ini dengan:
- Biografi Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, penulis Matan.
- Biografi al-Allamah Muhammad bin Shalih al-Utsaimin.
- Daftar Istilah ilmiah lengkap dengan makna dan definisinya, sehingga bila Anda mendapatkan kata atau istilah yang sulit dipahami, dapat Anda lihat pada daftar istilah ilmiah di awal buku.
Semoga Allah melimpahkan hidayah dan karuniaNya kepada apa-apa yang diridhai dan dicintaiNya. Sesungguhnya Allah Maha Mengabulkan doa. Dan semoga Allah menjadikan penerjemahan dan penerbitan buku kita ini, BUKU INDUK AKIDAH ISLAM, sebagai amal shalih yang dicatat Allah dalam timbangan kebajikan kita semua. Amin.
Informasi & Pemesanan Klik : Pesan Buku SYARAH AQIDAH WASITIYAH
atau via WhatsApp : 081382361477