PANDUAN LENGKAP MEMBENAHI AKIDAH
Judul Asli : Al-Irsyad Ila Shahih al- I’tiqad wa ar-Radd Ala Ahli asy-Syirki wa al-Ilhad
Judul Edisi terjemah : Panduan Lengkap Membenahi Akidah Berdasarkan Manhaj Ahlus Sunnah wal Jama’ah.
Penulis : Syaikh al-Allamah Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan.
Penerjemah : Izzuddin Karimi Lc.
Muraja’ah terjemah : Tim Editor Ilmiah DARUL HAQ.
Penerbit : DARUL HAQ – Jakarta.
Tebal Buku : 512 + xx halaman.
Ukuran buku : 16×24,5 cm
Harga per : Rp. 150.000,-
INSPIRASI TEMA
Ada begitu banyak buku rujukan akidah yang dapat dikaji dan dipelajari, dan tentu masing-masing memiliki kelebihan dan keistimewaan. Akan tetapi, salah satu yang harus menjadi perhatian setiap Muslim, adalah mengetahui latar belakang penulis dan kebersihan akidahnya berdasarkan manhaj Ahlus Sunnanh wal Jama’ah. Ini sangatlah penting, karena Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah memperingatkan, “Umatku akan terpecah belah menjadi 73 golongan; mereka semua di neraka kecuali satu, yaitu: orang-orang yang meniti jalanku dan para sahabatku”.
Dan penulis buku ini, Syaikh al-Allamah Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, adalah salah seorang ulama besar Ahlus Sunnanh wal Jama’ah yang memiliki otoritas ilmiah di zaman moderen ini, yang dikenal bersih dalam akidahnya serta menjadi panutan para penuntut ilmu di seluruh dunia. Dan sebegitu banyak karya tulis beliau yang telah diterima secara luas di dunia Islam, merupakan salah satu bukti kapasitas keilmuan beliau.
Salah satu yang menjadikan buku ini unggul, adalah kajian dan sajian yang tuntas dalam tema-tema yang dibahas. Sebagai contoh: Berita tentang berbagai fitnah dan huru-hara akhir zaman yang akan terjadi sebagai tanda dekatnya Hari Kiamat, berhasil disajikan penulis dengan urutan yang padu dan apik, yang jarang bisa kita temukan di sumber-sumber lain. Begitu pula tentang berbagai fase pada Hari Kiamat ketika manusia akan menghadap Allah untuk ditimbang amalannya dan mendapatkan pengadilanNya, berikut berbagai rincian peristiwa di sana, hingga masing-masing golongan masuk surga atau neraka; semuanya diuraikan secara urut, ilmiah dan menyeluruh berdasarkan dalil-dalil dan dasar pijakan ilmiah yang shahih.
Karena itu, buku ini adalah salah satu yang berhasil merangkum begitu banyak permasalahan dalam akidah Islam dan dituangkan dalam satu genggaman tangan.
ISI BUKU SECARA GLOBAL
Secara umum, kajian buku ini berdasarkan urutan rukun-rukun Iman yang enam, yaitu: Iman kepada Allah, Iman kepada para malaikat, Iman kepada Kitab-kitab Allah, iman kepada para Rasul, iman kepada Hari Akhir dan iman kepada takdir yang baik dan yang buruk.
Iman kepada Allah:
Di awal kajian iman kepada Allah ini syaikh al-Fauzan mengetengahkan berbagai pembahasan mendasar terkait dengan kewajiban iman kepada Allah. Dan yang paling pokok darinya, adalah pembahasan tentang tauhid rububiyah, lalu dikuti dengan pembahasan uluhiyah. Dan dengan berbagai hujjah dan argumentasi, Syaikh al-Fauzan mengulas tauhid uluhiyah secara rinci dan lengkap, disertai berbagai masalah yang terkait dengannya, baik yang menguatkannya maupun yang merusak dan membatalkannya, juga koreksi terhadap kekeliruan yang di lakukan oleh sebagian kaum Muslimin yang bertentangan dengan tauhid uluhiyah bahkan juga bantahan terhadap berbagai syubhat dan kebatilan yang diusung oleh para pengikut hawa nafsu, bid’ah dan kesesatan.
Ini kemudian diikuti dengan peringatan keras mengenai berbagai bahaya syirik dalam tauhid uluhiyah.
Setelah itu Syaikh al-Fauzan menyebutkan sarana-sarana yang bersifat perkataan dan perbuatan yang dapat mengantarkan kepada syirik, yang telah diperingatkan secara tegas dan jelas oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam berbagai hadits, yang di antaranya:
- Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melarang mengucapkan kata atau kalimat yang mengandung penyamaan antara Allah dengan makhlukNya, seperti, ‘Apa yang Allah dan engkau mau’, dan sebagainya.
- Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melarang sikap berlebihan dalam mengagungkan kuburan.
- Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melarang menjadikan kuburan sebagai tempat ibadah, bahkan berulang kali beliau berdoa agar Allah melaknat kaum Yahudi dan Nasrani yang menjadikan kuburan para Nabi mereka sebagai tempat-tempat ibadah.
- Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melarang melakukan shalat ketika terbit dan terbenamnya matahari.
- Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga melarang melakukan safar (perjalanan jauh) untuk melakukan ibadah, kecuali ke tiga masjid, yaitu Masjidil Haram (Makkah), Masjid Nabawi, dan Masjidil Aqsha.
- Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga melarang memuji beliau secara berlebihan.
- Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melarang memenuhi nadzar apabila dilakukan pada tempat pernah dilakukan penyembahan kepada selain Allah atau pernah dilakukan hari raya kaum musyrikin.
- Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga memperingatkan bahaya sikap ghuluw (ekstrim) terhadap hak-hak Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
- Juga sikap ghuluw (ekstrim) terhadap orang-orang shalih.
- Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga melaknat orang membuat gambar makhluk hidup; apalagi lebih dari itu, berupa arca atau patung. Semua poin ini di bahas oleh syaikh dengan sangat bagus.
Selanjutnya, Syaikh melakukan bantahan terhadap berbagai syubhat para pengusung dan pembela kesyirikan. Di antaranya: pertama, Berhujjah (berargumen) dengan, “mengikuti apa yang dilakukan oleh nenek moyang dan para tetua”. Kedua: seseorang itu cukup dengan mengucapkan, La ilaha Illah untuk masuk surga.
Dalam pokok ke lima, Syaikh Dr. Shalih al-Fauzan mengulas secara total tentang beriman kepada Hari akhir.
Kata beliau, ini mencakup (banyak hal):
Pertama: Beriman kepada tanda-tanda Hari Kiamat. Allah Ta’ala berfirman,
{فَهَلْ يَنْظُرُوْنَ إِلَّا السَّاعَةَ أَنْ تَأْتِيَهُمْ بَغْتَةً فَقَدْ جَاءَ أَشْرَاطُهَا}
“Tidak ada yang mereka tunggu kecuali Hari Kiamat yang datang kepada mereka dengan tiba-tiba, dan sungguh tanda-tandanya telah datang.” Muhammad: 18).
Imam al-Baghawi berkata, ‘Termasuk tanda Hari Kiamat adalah diutusnya Nabi saw. Dalam sebuah hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
“Aku diutus sebagai rasul, yang mana antara diriku dengan kiamat adalah seperti ini”, sambil beliau mensimulasikan dengan telunjuk dan jari tengah.”
Kemudian dalam shahih al-Bukhari, no. 557, dari Ibnu umar p yang marfu’ kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beliau bersabda,
“Sesungguhnya ajal kalian dibanding umat-umat sebelum kalian, adalah seperti jarak antara shalat Ashar dengan terbenamnya matahari.”
Syaikh al-Fauzan kemudian mengutip perkataan Imam as-Saffari yang menjelaskan bahwa tanda-tanda Hari Kiamat ada tiga bagian:
Pertama: Tanda-tanda yang telah terjadi, telah berlalu dan usai. Di antaranya: dutusnya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam; ditaklukkannya Baitul Maqdis; Terbunuhnya Amirul Mukminin Utsman bin affan , di mana terdapat riwayat dari sahabat Hudzaifah , bahwa beliau berkata,
“Fitnah pertama (yang akan terjadi pada umat ini) adalah terbunuhnya Utsman.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dalam al-Mushannaf).
Dan masih banyak yang lainnya yang disebut secara panjang lebar dalam buku ini.
Kedua: Tanda-tanda kiamat yang pertengahan, yaitu tanda-tanda yang telah muncul dan terlihat tetapi belum usai dan masih terus terjadi. Dan ini banyak sekali, di antaranya:
(1). Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
“Tidak akan terjadi Hari Kiamat, hingga terjadi (keadaan) di mana orang yang paling berbahagia dengan dunia adalah luka’ bin luka.” (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Imam at-Tirmidzi).
Kata Syaikh al-Fauzan, ‘Makna hadits ini, bahwa kiamat tidak akan terjadi hingga orang-orang yang tercela dan orang-orang dungu menjadi pemimpin (tokoh) bagi manusia.”
(2). Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
“Akan datang suatu zaman di mana orang yang bersabar dalam berpegang kepada agamanyadi tengah mereka, adalah seperti seorang yang menggenggam bara api.” (Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi).
(3). Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga bersabda,
“Kiamat tidak akan terjadi hingga orang-orang berbangga-bangga dalam mempermegah masjid.” (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Imam Abu Dawud).
(4). Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga bersabda,
“Di akhir zaman akan muncul para ahli ibadah yang jahil dan ahli baca al-Qur`an yang fasik (gemar berbuat dosa).” (Diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dan al-Hakim).
(5). Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga bersabda,
“Di antara tanda-tanda Kiamat adalah: diangkatnya ilmu dan merajalelanya kejahilan, perzinahan tersebar luas, minum khamar (minuman keras) banyak dilakukan, kaum laki-laki semakin sedikit, sementara kaum perempuan semakin banyak.” (Diriwayatkan oleh al-Bukhari).
Dan yang termasuk dalam tanda-tanda ini sangatlah banyak, yang dapat Anda kaji secara baik dalam buku ini.
Ketiga: Tanda-tanda Kiamat yang besar, yang mana apabila telah genap terjadi, kiamat akan terjadi. Di antaranya:
Tanda besar [1]. Munculnya Imam Mahdi.
Al-Allamah as-Saffarini berkata, “Terdapat riwayat hadits dan atsar yang begitu banyak tentang akan munculnya Imam Mahdi.” (Lawami’ al-Anwar, 2/82).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, “Hadits-hadits yang menjadi hujjah atas akan munculnya Imam Mahdi adalah hadits-hadits yang shahih.” (Minhaj as-Sunnah, 8/254).
Dan dalil dari hadits dan atsar dapat Anda temukan secara rinci dalam buku ini.
Penulis, Syaikh Dr. al-Fauzan, kemudian menjelaskan: Dalam menyikapi masalah akidah yang penting ini, manusia terbagi menjadi tiga sikap, dua kubu ekstrim dan satu tengah-tengah.
Kubu ekstrim pertama: yaitu orang-orang yang mengingkari akan munculnya Imam Mahdi. Mereka menolak hadits-hadits yang menyatakan akan keluarnya Imam mahdi, hanya dengan alasan bahwa itu tidak masuk akal. Dan semua argumen pengingkaran mereka hanyalah bertumpu pada akal dan nalar.
Kubu ekstrim kedua: Orang yang berlebihan dalam masalah Imam al-Mahdi, sehingga banyak kelompok sesat yang mengkelaim imam Mahdi tersendiri bagi kelompoknya, sebagaimana yang dilakukan oleh sekte sesat al-Ubaidiyah dan juga sekte sesat Syi’ah yang mengklaim imam mereka adalah imam Mahdi.
Kubu ketiga, adalah yang tengah-tengah, yang menetapkan akan munculnya Imam Mahdi sejalan dengan dalil-dalil yang shahih.
Dan dalam buku ini Anda akan mengkaji secara luas masalah ini, lengkap dengan dalil dan bantahan terhadap orang-orang menyimpang dengan hujjah-hujjah yang kokoh.
Tanda besar [2]. Munculnya Dajjal.
Kenapa Dajjal disebut dengan al-Masih? Di sini ada sejumlah pendapat yang dikemukakan Syaikh Shalih al-Fauzan.
Dan di antara yang mengerikan adalah bahwa ketika Dajjal muncul dia akan diikuti oleh 70.000 orang Yahudi dari Ashfahan (salah satu wilayah besar di Iran, yang merupakan negara Syi’ah, sampai saat ini) . Ini disebutkan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam hadits shahih yang Diriwayatkan oleh Imam Muslim rhm.
Begitu hebatnya fitnah Dajjal ini, hingga Nabi saw memerintahkan kita berlindung darinya di dalam Shalat. Bahkan Nabi saw telah bersabda,
“Sesungguhnya tidak seorang nabi pun setelah Nabi Nuh , kecuali dia telah memperingatkan umatnya dari fitnah Dajjal, dan sesungguhnya aku memperingatkan kalian darinya.” (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan lainnya).
Ada begitu banyak rincian terkait dengan Dajjal dan fitnahnya serta malapetaka yang akan dia lakukan di akhir zaman, yang semuanya tersaji bagus dalam buku ini.
Tanda besar [3]. Turunnya nabi Isa as.
Terdapat dalil yang jelas baik dari al-Qur`an maupun as-Sunnah mengenani akan turunnya Nabi Isa .
Dari al-Qur`an, Allah Ta’ala berfirman,
“Tidak ada seorang pun di antara Ahli Kitab kecuali dia akan benar-benar beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya.” (An-Nisa`: 159).
Syaikh penulis menjelaskan: “Yakni, mereka akan beriman kepada nabi Isa sebelum beliau wafat, dan itu adalah setelah beliau turun dari langit di akhir zaman.”
Dan dalam as-Sunnah terdapat riwayat yang mencapai derajat mutawatir, karena saking banyaknya. Di antaranya, Rasulullah saw bersabda,
“Demi Tuhan Yang jiwaku di TanganNya, benar-benar sudah hampir (tiba waktu) turunnya Nabi Isa putra Maryam di tengah kalian, sebagai hakim yang adil, lalu beliau akan menghancurkan salib, membunuh babi dan mengugurkan jizyah.” (Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim).
Dalam bagian ini, syaikh Dr. Shalih bin Fauzan juga membahas tentang: Apakah nabi Isa j sekarang masih hidup di langit? Di mana beliau akan turun? Apa saja tindakan Nabi Isa nanti di akhir zaman untuk memimpin kaum Muslimin menghadapi Dajjal serta Ya’juj dan Ma’juj? Di mana dan bagaimana nabi Isa akan membunuh Dajjal? Syari’at siapa yang akan beliau ikuti? Berapa lama beliau akan tinggal di bumi? Dan masih banyak masalah lain yang sangat penting. Semuanya diuraikan berdasarkan dalil-dalil yang jelas dan kokoh.
Tanda besar [4]. Munculnya Ya’juj dan Ma’juj.
Dan masih ada sejumlah tanda-tanda besar kiamat, yang tidak bisa kami sajikan utuh dalam resensi ini.
PENUTUP REKOMENDASI
Buku ini patut menjadi kajian dasar setiap Muslim dan layak menjadi kurikulum ajar di berbagai jenjang pendidikan; formal maupun non formal. Hal itu, karena buku ini memiliki banyak keunggulan dan keistimewaan, antara lain:
- Buku ini menyajikan pembahasan tema-tema akidah yang paling pokok dan paling mendasar.
- Pembahasan sesuai dengan urutan rukun Iman yang enam.
- Setiap poin masalah dikukuhkan dengan dalil, baik dari al-Qur`an maupun as-Sunnah bahkan ijma’ ulama.
- Setiap hadits dan atsar ditakhrij secara ringkas namun kukuh berdasarkan metodologi Ahlul Hadits.
- Pada setiap masalah akidah Islam yang diingkari oleh sebagian kelompok dan sekte sesat, penulis melakukan bantahan dan diskusi yang sangat baik dan argumentatif.
- Bahkan berbagai kekeliruan yang dilakukan oleh sebagian Ahlus Sunnah juga dikoreksi dan diluruskan oleh syaikh Dr. Shalih bin Fauzan.
Karena itu, buku ini sangat penting dimiliki dan dikaji setiap muslim.
Informasi dan Pemesanan Klik : Pesan Buku Panduan lengkap Membenahi Aqidah
Telp. 021 84999585, sms/wa: 0813 8236 1477
atau via Situs: www.darulhaq.com