Darul Haq

RESENSI BUKU BULUGHUL MARAM

Judul Asli: Bulugh al-Maram Min Adillah al-Ahkam
Judul Edisi Terjemah: Bulughul Maram; Himpunan Hadits-hadits Hukum
Dalam Fikih Islam
Tahqiq dan Takhrij: Syaikh Isham Hadi; Berdasarkan kitab-kitab Syaikh al-
Albani

Pemesanan, Klik: Terjemah Bulughul Maram

TEMA DAN KEDUDUKAN PENTING BUKU
Geliat umat Islam untuk kembali kepada Islam yang murni berdasarkan al-Qur`an dan as-Sunnah yang shahih, di negeri berpenduduk Muslim terbesar di dunia ini, semakin terasa jelas, tentu ini sesuatu yang sangat menggembirakan. Oleh sebab itu, dalam rangka ikut berperan serta dalam gerak laju lokomotif kebangkitan Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang murni, kami Penerbit DARUL HAQ, ingin ikut memperkokoh dan mempelebar jalan menuju tujuan mulia itu, dengan menerbitkan berbagai buku-buku panduan primer maupun sekunder dengan berbagai tema: Akidah, manhaj, tafsir, hadits, fikih, sirah dan sejarah, tazkiyatun nufus, adab dan akhlak, mu’amalah, keluarga dan lain sebagainya.

Tidak ada keraguan bahwa tema fikih yang mencakup tata cara ibadah dan hukum halal dan haram, adalah salah satu tema sentral dalam syariat Islam yang agung ini. Karena itu, patut menjadi perhatian setiap Muslim. Masalahnya, banyak dari kita kaum Muslimin, di negeri Indonesia ini yang mengkaji fikih dengan metode taklid satu madzhab, yang disamping kurang efektif, juga menyeret kepada sikap taklid buta. Kajian fikih dengan metode taklid madzhab ini telah begitu jauh menggiring umat kepada pemahaman dan cara pandang yang jauh dari Syariat Islam yang hanif dan mudah.

Karena itu, jalan untuk kembali yang selamat adalah dengan melakukan kajian langsung terhadap al-Qur`an dan as-Sunnah serta contoh-contoh pengamalan para sahabat dan ulama as-Salaf pada umumnya.
Yang menjadi kendala saat ini adalah begitu banyak hadits yang harus dikaji, jika harus dengan cara langsung seperti ini, terutama sebagian kalangan umum yang tidak memiliki perangkat dasar ilmiah untuk mengkaji dengan jalan ini, ditambah lagi dengan kenyataan bahwa hadits yang satu kadang memiliki banyak versi riwayat dan dari berbagai jalan periwayatan yang tidak jarang menimbulkan berbagai tambahan lafazh dan perbedaan lafazh, dan lain sebagainya.

Di sinilah pentingnya setiap muslim memulai dengan manhaj yang benar dan langkah-langkah yang tepat. Ini penting untuk diperhatikan, pertama, agar faidah ilmiah yang kita serap menjadi akademis dan metodologis. Kedua, agar lebih praktis, cepat dipahami dan diamalkan; karena ilmu harus diikuti dengan amal nyata. Ketiga, agar langkah-langkah belajar dan mengkaji menjadi efektif, tidak membuang waktu dan tenaga. Keempat, agar rangkaian ilmiah yang ditangkap menjadi padu dan sejalan dengan Syariat secara utuh dan tidak parsial. Di sinilah pentingnya mengikuti dan mencontoh manhaj belajar para ulama, dan mendengar arahan mereka.
Nah, salah satu kitab paling mendasar, yang dapat dikaji sebagai langkah awal mengkaji fikih dan hukum Islam melaui hadits, adalah Bulughul Maram, yang tengah kita resensi ini.

Kitab Bulugh al-Maram adalah kitab yang dikenal luas di seluruh dunia Islam, dan telah diterbitkan oleh banyak penerbit serta telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dunia, bahkan telah menjadi panduan primer bagi kalangan yang sangat luas. Kitab ini menjadi kajian pokok dan mata pelajaran di berbagai jenjang pendidikan yang formal maupun yang non formal, di seluruh dunia Islam. Dan sejak awal munculnya di dunia Islam, buku Bulugh al-Maram telah menjadi buku primer best seller hingga saat ini; best seller sepanjang masa. Al-Hafizh, penulis berkata di mukadimah, “Ini adalah sebuah ringkasan yang mencakup dasar-dasar dalil-dalil hadits yang berkaitan dengan masalah hukum-hukum Syariat, yang saya susun dengan sangat baik; agar orang yang menghafalnya menjadi orang yang unggul di antara kawan-kawannya, di mana murid pemula bisa mengambil penolong kepadanya, dan orang yang mencintai ilmu serta ingin mendalaminya juga membutuhkannya.”
Ini ditambah oleh kenyataan lain yang tak terbantahkan, yaitu kedudukan penulisnya sebagai seorang imam dan pakar yang utama dalam ilmu secara umum dan ilmu hadits secara khusus. Karena itu, karya tulis beliau dalam hadits dan ilmu hadits, riwayah maupun dirayah, menjadi standar baku bagi para ulama hadits yang datang sesudah beliau, dan tidak terkecuali, buku Bulughul Maram ini. Kedudukan tinggi beliau ini, bahkan ditegaskan oleh pernyataan banyak ulama bahwa beliau orang yang terakhir yang meraih gelar amirul mu`minin dalam hadits dan ilmu hadits, yang merupakan gelar tertinggi dalam disiplin ini.

Bulugh al-Maram ini telah mendapat pujian dari banyak para ulama sebagai kitab himpunan hadits-hadits hukum dan fikih Islam paling ringkas dan paling padat. Karena itu, begitu banyak dan luas hadits-hadits hukum dan fikih dalam Islam yang harus dikaji, bisa dimulai mendalaminya dengan kitab Bulugh al-Maram ini. Dan sekalipun ringkas, kitab ini memuat hadits-hadits yang paling pokok dalam hukum Islam, dalam berbagai masalah pokok hukum dan fikih yang paling mendasar: Kitab “Thaharah”; “Shalat”; “Zakat”; “Puasa”; “Haji”; “Jual beli”; “Pernikahan”; “Jinayat (Hukum perdata)”; “Hudud (hukum pidana)”; “Jihad”; “Makanan dan Minuman”; “Sumpah, Nadzar, dan peradilan”, dan “Masalah-masalah Fikih Beragam”.
Benar, ada banyak kitab serupa yang ditulis dan disusun oleh para ulama untuk tujuan mulia ini, di antaranya:
1. Al-Ahkam al-Kubra, milik al-Hafizh Abdul Haq al-Isybili (w. 581 H.).
2. Ahadits al-Ahkam, milik Imam Abdul Ghani al-Maqdisi, (w. 600 H.).
3. Umdah al-Ahkam, milik al-Hafizh adh-Dhiya` al-Maqdisi, (w. 643 H.).
4. Ahadits al-Ahkam, milik Imam Abul Barakat Majduddin Abdus Salam bin taimiyyah, (w. 652 H.).
5. Al-Imam fi Bayan Adillah al-Ahkam, milik al-Izz bin Abdus Salam, (w. 660 H.).
6. Al-Khulashah fi Ahadits al-Ahkam, milik Imam an-Nawawi, (w. 676 H.).
7. Al-Imam, milik Imam Ibnu Daqiq al-Id, (w. 702).
8. Taqrib al-Asanid wa Tartib al-Masanid, milik Abul Fadhl al-Iraqi, (w. th. 806 H.).
9. Bulughul Maram, yaitu kitab asli dari buku ini. Pentahqiq dan Pentahkrijnya menukil dari Imam al-Albani, yang berkata, “Kitab ini adalah salah satu di antara yang paling bermanfaat yang ditulis dalam masalah ini, karena kitab ini mengumpulkan, mencakup, dan memberi penilaian terhadap hadits-hadits.” Lanjut Syaikh Isham Hadi, Pentahqiq dan Pentahkrijnya, buku ini, “Syaikh kami, al-Albani memuji kitab ini dan mewasiatkan para penuntut ilmu untuk mengkajinya, di mana al-Albani berkata: ‘Di antara kitab yang paling bagus yang ditulis tentang dalil-dalil hukum, adalah kitab karya al-Hafizh Ibnu Hajar, yaitu Bulughul Maram’.”

KUTIPAN SAJIAN MENGGAMBARKAN ISI BUKU
Berikut ini kami kutipkan secara utuh dan adaptif salah satu bab dari buku, Bulughul Maram ini, dengan harapan depan menggambarkan kandungan dan sajian buku, sehingga menjadi jelas bagi Anda, yaitu:
Bab Wudhu.
(29). Dari Abu Hurairah rhu, dari Rasulullah saw, beliau bersabda,

لَوْلَا أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي لَأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ مَعَ كُلِّ وُضُوءٍ.
“Seandainya aku tidak (khawatir) memberatkan umatku, niscaya aku perintahkan mereka untuk bersiwak setiap kali berwudhu.” Diriwayatkan oleh Malik, Ahmad dan an-Nasa`i, serta dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah.
(Pada catatan kaki: Diriwayatkan oleh Malik dalam al-Muwaththa`, 1/66; Ahmad, 2/460; an-Nasa`I dalam as-Sunan al-Kubra, 2/198; dan Ibnu Khuzaimah, 1/73, serta dishahihkan oleh syaikh kami, al-Albani dalam Irwa` al-Ghalil, no. 70).

(30). Dari Humran,

أَنَّ عُثْمَانَ – رضي الله عنه – دَعَا بِوَضُوءٍ, فَغَسَلَ كَفَّيْهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ, ثُمَّ مَضْمَضَ, وَاسْتَنْشَقَ, وَاسْتَنْثَرَ, ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ, ثُمَّ غَسَلَ يَدَهُ الْيُمْنَى إِلَى الْمِرْفَقِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ, ثُمَّ الْيُسْرَى مِثْلَ ذَلِكَ, ثُمَّ مَسَحَ بِرَأْسِهِ, ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَهُ الْيُمْنَى إِلَى الْكَعْبَيْنِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ, ثُمَّ الْيُسْرَى مِثْلَ ذَلِكَ, ثُمَّ قَالَ: رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوْئِيْ هَذَا.
“Bahwasanya Utsman y pernah meminta air wudhu, lalu beliau mencuci kedua telapak tangan beliau tiga kali, kemudian berkumur, memasukkan air ke dalam hidup dan mengeluarkannya kembali, kemudian membasuh wajah beliau tiga kali, kemudian membasuh tangan kanan beliau sampai siku tiga kali, kemudian tangan kiri juga seperti itu, kemudian mengusap kepala beliau, kemudian membasuh kaki kanan beliau sampai mata kaki tiga kali, begitu juga yang kiri seperti itu; kemudian beliau berkata, ‘Aku telah melihat Rasulullah saw berwudhu seperti wudhuku ini’.” Muttafaq alaih.

(Pada catatan kaki: Diriwayatkan oleh al-Bukhari, 1/51-52; dan Muslim, 1/204-205).

(31). Dari Ali , tentang tata cara wudhu Nabi a, di mana beliau berkata,

وَمَسَحَ بِرَأْسِهِ وَاحِدَةً.
… dan beliau mengusap kepala beliau satu kali.” Diriwayatkan oleh Abu Dawud, [an-Nasa`I dan at-Tirmidzi dengan sanad yang shahih].

(Pada catatan kaki: Shahih: diriwayatkan oleh Abu Dawud, 1/27; an-Nasa`, 1/68; dan at-Tirmidzi, 1/67, serta dishahihkan oleh al-Hafizh (yakni, penulis buku ini) dalam at-Talkhish al-Habir, 1/80. Syakh kami, al-Albani, berkata dalam komentar beliau atas Subul as-Salam, ‘Sanadnya shahih, dan al-Hafizh juga berkata demikian, sebagaimana yang telah saya sebutkan dalam Shahih Sunan Abi Dawud, no. 104).

(32). Dari Abdullah bin Zaid bin Ashim y, tentang tata cara wudhu Nabi a, beliau berkata,

وَمَسَحَ -صلى الله عليه وسلم- بِرَأْسِهِ, فَأَقْبَلَ بِيَدَيْهِ وَأَدْبَرَ.
“… dan beliau a mengusap kepada beliau; di mana beliau memulai menjalankan kedua tangan beliau dari bagian depan ke belakang.” Muttafaq alaih.

Di dalam satu lafazh [milik mereka berdua (al-Bukhari dan Muslim),

بَدَأَ بِمُقَدَّمِ رَأْسِهِ, حَتَّى ذَهَبَ بِهِمَا إِلَى قَفَاهُ, ثُمَّ رَدَّهُمَا إِلَى الْمَكَانِ الَّذِي بَدَأَ مِنْهُ.
“... beliau memulai dengan bagian depan kepala beliau, lalu menggerakkannya keduanya ke tengkuk beliau, kemudian mengembalikan keduanya hingga kembali ke tempat dari mana beliau memulai.”
(Pada catatan kaki: Diriwayatkan oleh al-Bukhari, 1/58 dan Muslim, 1/211).

(33). Dari Abdullah bin Amr p, tentang tata cara wudhu Nabi, beliau berkata,

ثُمَّ مَسَحَ – صلى الله عليه وسلم – بِرَأْسِهِ، وَأَدْخَلَ إِصْبِعَيْهِ السَّبَّاحَتَيْنِ فِيْ أُذُنَيْهِ, وَمَسَحَ بِإِبْهَامَيْهِ ظَاهِرَ أُذُنَيْهِ.
“… kemudian beliau a mengusap kepala beliau, di mana beliau memasukkan kedua telunjuk beliau ke lubang teliga beliau dan mengusapkan kedua ibu jari beliau di bagian luar daun telinga beliau.” Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan an-Nasa`I, serta dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah.

(Pada catatan kaki: Shahih Lighairihi: diriwayatkan oleh Abu Dawud, 1/33 dan lafazh inni adalah miliknya; an-Nasa`i, 1/88; dan Ibnu Khuzaimah, 1/89 secara ringkas. Syaikh kami, al-Albani, berkata: ‘Sanadnya hasan dan ia memiliki hadits-hadits pendukung dari hadits Ibnu Abbas yang telah saya cantumkan dalam Shahih Sunan Abi Dawud, no. 124’.).

Lima hadits dari “Bab Wudhu” ini, dengan sangat jelas menggambarkan sebagian tata cara wudhu Nabi a, lengkap dengan lafazh hadits, terjemah, takhrij dan hukum hadits penulis, al-Hafizh Ibnu Hajar, takhrij Syaikh Isham Hadi, dan hukum hadits oleh Syaikh al-Albani.

KELEBIHAN DAN KEISTIMEWAAN EDISI TERBITAN “DARUL HAQ”

Pertama: Teks hadits-hadits dilengkapi harakat, dan ini telah dilengkapi sendiri oleh Pentahqiq pada cetakan aslinya yang berbahasa Arab, sehingga memudahkan semua kalangan membacanya dengan benar.

Kedua: Diterjemahkan dengan bahasa mudah, sehingga bisa diambil faidahnya oleh semua kalangan; penuntut ilmu atau lainnya.

Ketiga: Kami, editor ilmiah DARUL HAQ, memberikan tambahan penjelasan berharga berupa definisi atas setiap judul bab, sehingga lebih mudah mengambil kesimpulan dan mengaitkan hadits dengan bab di mana ia dicantumkan.

Keempat: Setiap hadits dan atsar ditakhrij secara lengkap dan luas, dengan menyebutkan jalan-jalan periwayatannya secara rinci, sehingga lebih mudah untuk mengambil kesimpulan hadits secara riwayat.

Kelima: Pentahqiq dan pentakhrij menghukumi hadits-hadits dan atsar-atsar berdasarkan hasil-hasil studi seorang pakar besar hadits dan ilmu hadits ini, Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani ; berdasarkan kitab-kitab karya tulis beliau, dengan mengutip perkataan al-Albani secara utuh berikut kitab yang menjadi rujukan dengan menyebutkan, jilid dan halaman, atau nomor, sehingga akan memudahkan siapa yang mau untuk merujuk kepadanya.

Keenam: Karena itu, setiap hadits dan riwayat telah dilengkapi dengan hukum dan derajat masing-masing; shahih, hasan atau dha’if serta lainnya.

Ketujuh: Buku edisi DARUL HAQ ini dilengkapi dengan daftar istilah-istilah ilmiah, yang dibuat oleh editor ilmiah DARUL HAQ, yang akan sangat membantu memahami berbagai istilah, kosa kata dan terminologi berkaitan dengan isi buku. Maka jika suatu hadits dihukumi sebagai “hadits dha’if munkar” misalnya, bagaimana memahaminya? Apa yang dimaksud? Maka Anda dapat melihat maknanya di awal buku, dalam daftar istilah ilmiah.

Kedelapan: Edisi DARUL HAQ ini dilengkapi biografi penulis, Imam al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani, di awal buku. Biografi penulis buku sangat penting, karena kita dapat mengambil banyak faidah darinya:a) Dengan mengkaji biografi seorang ulama, kita dapat mengambil teladan bagaimana langkah-langkah dalam mencari ilmu yang benar.
b) Kita juga dapat meneladani ulama bersangkutan dalam hal kegigihan dan usaha luar biasa dalam mencari ilmu, di mana ada di antara ulama yang bertualang ke berbagai negeri yang jaraknya jauh-jauh, hanya demi menuntut ilmu dari ulama yang ada di sana.
c) Juga meneladani pengorbanan harta, waktu, dan tenaga dalam menuntut ilmu.
d) Salah satu pola tekad dan keuletan ulama sehingga menjadi ulama yang benar-benar mumpuni, adalah berguru kepada banyak ulama. Perhatikanlah bagaimana penulis buku ini, al-Hafizh Ibnu Hajar telah berguru kepada begitu banyak ulama. Maka tidak heran, kalau beliau kemudian muncul sebagai ulama yang fenomenal.
e) Dengan menelaah biografi seorang ulama, kita juga dapat meneledani kelurusan akidah dan kegigihan dalam berpegang kepada Sunnah Rasulullah .
f) Kita juga dapat meneladani adan dan akhlak yang mulia dari ulama bersangkutan.
g) Dan lain sebagainya.

PENUTUP

Sebelum Anda mengkaji isi buku, sebaiknya Anda membaca pengantar pentahqiq dan pengantar penulis karena memberikan sejumlah petunjuk yang berkaitan dengan mempermudah memahami buku.
Buku ini telah teruji oleh sejarah, di mana ia telah dicetak dalam berbagai versi dan dalam berbagai bahasa, tetapi tetap laris dan best seller. Ini menunjukkan bahwa buku ini dibutuhkan oleh setiap Muslim. Dan karena itu, buku ini layak dimilik setiap Muslim dan menjadikannya sebagai buku primer keluarga maupun pengajaran, formal maupun non formal, di masjid, mushalla maupun di sekolah-sekolah.
Akhirnya, semoga Allah memberikan balasan sebaik-baiknya bagi penulis, juga pentahqiq dan pentakhrij, juga Imam al-Albani, dan semua pihak yang telah memberikan andil dalam proyek buku yang fenomenal ini.
Segala puji bagi Allah yang dengan nikmatNya segala amal baik dapat terselesaikan.

Pemesanan, Klik: Terjemah Bulughul Maram

Loading

Home
Akun
Order
Chat
Cari