Ketahuilah wahai Muslim, -semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan taufik kepada saya dan Anda– bahwa pokok-pokok akidah Islam, yakni akidah golongan yang selamat, Ahlus Sunnah wal Jama’ah, yaitu beriman kepada Allah, malaikat-malaikat, kitab-kitab, Rasul-rasul Allah, Hari Akhir, dan beriman kepada takdir yang baik dan yang buruk.
Pokok-pokok ini ditetapkan oleh banyak dalil dari al-Qur’an dan as-Sunnah serta disepakati oleh umat Islam.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ
“Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajah kalian ke arah timur dan ke barat, tetapi kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, Hari Akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi.” (Al-Baqarah: 177).
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman,
إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ
“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.” (Al-Qamar: 49).
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman,
آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ
“Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (al-Qur`an) dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya dan rasul-rasulNya. (Mereka berkata), ‘Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasulNya’.” (Al-Baqarah: 285).
Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَمَنْ يَكْفُرْ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا
“Barangsiapa kafir kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya, dan Hari Kemudian, maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh.” (An-Nisa’: 136).
Dalam hadits shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau bersabda,
اَلْإِيْمَانُ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللّٰهِ، وَمَلَائِكَتِهِ، وَكُتُبِهِ، وَرُسُلِهِ، وَالْيَوْمِ الْآخِرِ، وَتُوْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ
“Iman adalah bahwa kamu beriman kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya, Hari Akhir, dan iman kepada takdir yang baik dan yang buruk.” (Diriwayatkan oleh Muslim, no. 8; dari hadits Umar bin al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu).
Pokok-pokok akidah agung ini, yang disebut rukun-rukun Iman, telah disepakati oleh para rasul dan syariat mereka, dan kitab-kitab langit turun menetapkannya, tidak ada yang mengingkarinya atau sebagian darinya, kecuali siapa yang keluar dari lingkaran iman dan masuk dalam lingkaran kaum kafir, sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
إِنَّ الَّذِينَ يَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيُرِيدُونَ أَنْ يُفَرِّقُوا بَيْنَ اللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيَقُولُونَ نُؤْمِنُ بِبَعْضٍ وَنَكْفُرُ بِبَعْضٍ وَيُرِيدُونَ أَنْ يَتَّخِذُوا بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيلًا . أُولَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ حَقًّا وَأَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ عَذَابًا مُهِينًا . وَالَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَلَمْ يُفَرِّقُوا بَيْنَ أَحَدٍ مِنْهُمْ أُولَئِكَ سَوْفَ يُؤْتِيهِمْ أُجُورَهُمْ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
“Sesungguhnya orang-orang yang ingkar kepada Allah dan rasul-rasulNya, dan bermaksud membeda-bedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasulNya, dengan mengatakan, ‘Kami beriman kepada sebagian dan kami mengingkari sebagian (yang lain),’ serta bermaksud mengambil jalan tengah (iman atau kafir), merekalah orang-orang kafir yang sebenarnya. Dan Kami sediakan untuk orang-orang kafir itu azab yang menghinakan. Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasulNya dan tidak membeda-bedakan di antara mereka (para rasul), kelak Allah akan memberikan pahala kepada mereka. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (An-Nisa’: 150-152).
Dasar-dasar agung dan rukun-rukun fundamental ini memerlukan penjelasan dan keterangan. Kami akan berusaha (menjelaskannya) insya Allah, sebatas yang sanggup kami lakukan.
Referensi:
Panduan Lengkap Membenahi Akidah Berdasarkan Manhaj Ahlus Sunnah wal Jama’ah, Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, Darul Haq, Jakarta