Darul Haq

KEUTAMAAN PARA PENGHAFAL AL-QUR`AN

Dari Anas bin Malik [Islamic phrases=”Radhiyallahu ‘anhu”]I[/Islamic], dia berkata, Rasulullah [Islamic phrases=”Shallallahu ‘alaihi wa Sallam”]z[/Islamic] bersabda,

لِلّهِٰ مِنَ النَّاسِ أَهْلُوْنَ، قِيْلَ: مَنْ هُمْ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: أَهْلُ الْقُرْآنِ، هُمْ أَهْلُ اللهِ، وَخَاصَّتُهُ.

Allah memiliki keluarga dari kalangan manusia. Mereka bertanya, “Siapa mereka wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Para penghafal al-Qur`an, mereka adalah keluarga Allah dan orang-orang khususNya.”[1]

Dari Abdullah bin Amr, dari Nabi [Islamic phrases=”Shallallahu ‘alaihi wa Sallam”]z[/Islamic], beliau bersabda,

يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ: اِقْرَأْ، وَارْتَقِ، وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِي الدُّنْيَا، فَإِنَّ مَنْزِلَتَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ تَقْرَؤُهَا.

“Dikatakan kepada para penghafal al-Qur`an, ‘Bacalah dan naiklah, bacalah dengan tartil sebagaimana kamu membacanya demikian di dunia, karena sesungguhnya kedudukanmu adalah pada ayat terakhir yang kamu baca.[2]

Dari Abdullah bin Mas’ud [Islamic phrases=”Radhiyallahu ‘anhu”]I[/Islamic], dia berkata,

تَعَلَّمُوا الْقُرْآنَ، وَاتْلُوْهُ، فَإِنَّكُمْ تُؤْجَرُوْنَ بِهِ، إِنَّ بِكُلِّ اسْمٍ مِنْهُ عَشْرًا، إِنِّيْ لَا أَقُوْلُ بِـ ﮋ ﭑ ﮊ عَشْرٌ، وَلٰكِنْ بِالْأَلِفِ عَشْرٌ، وَبِاللَّامِ عَشْرٌ، وَبِالْمِيْمِ عَشْرٌ.

Pelajarilah dan bacalah al-Qur`an, karena sesungguhnya kalian diberi pahala karenanya, untuk setiap huruf darinya sepuluh kebaikan, aku tidak berkata alif lam mim sepuluh, akan tetapi alif sepuluh, lam sepuluh, dan mim sepuluh.”[3]

 

[1] Diriwayatkan oleh Ibnu Majah, no. 215, dishahihkan oleh al-Hakim, 1/556; al-Mundziri dalam at-Targhib, 2/354; al-Bushiri dalam Mishbah az-Zujajah, 1/91; dihasankan oleh al-Iraqi dalam Takhrij al-Ihya`, 2/684; dan al-Albani dalam adh-Dha’ifah, 4/84-85.

[2] Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, no. 2914; dan Abu Dawud, no. 1464; dishahihkan oleh at-Tirmidzi, Ibnu Hibban, no. 766; al-Hakim, 1/552-553; adz-Dzahabi, dan al-Albani dalam ash-Shahihah, no. 2240.

[3] Sanadnya shahih, dalam sanadnya ada Atha` bin as-Sa`ib, hafalannya kacau, tetapi Hammad bin Salamah termasuk rawi yang mendengar darinya sebelum hafalannya kacau menurut pendapat jumhur ulama sebagaimana yang dikatakan dalam al-Kawakib an-Nayyirat, hal. 325-326. Di samping itu ada riwayat Sufyan, Syu’bah, dan Hammad bin Zaid yang menguatkannya. Diriwayatkan oleh ad-Darimi, no. 3351; ath-Thabrani, juz 9, no. 8648, 8649. Mereka semuanya termasuk rawi-rawi yang mendengar dari Atha` bin as-Sa`ib sebelum hafalannya kacau, ini menunjukkan bahwa Atha` menghafalnya dengan baik. Dishahihkan oleh al-Albani dalam ash-Shahihah, no. 660.

Loading

Home
Akun
Order
Chat
Cari