Keutamaan puasa adalah suatu yang agung. Di antara hadits shahih yang menerangkan keutamaannya adalah:
- Bahwasanya puasa telah dikhususkan oleh Allah Ta’ala bagi diriNya, dan bahwasanya Dia-lah yang langsung memberikan pahalanya, dengan melipatgandakan pahalanya untuk orang yang berpuasa dengan tanpa batas.
- Hadits menyebutkan,
إِلَّا الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِيْ وَأَنَا أَجْزِي بِهِ.
“…kecuali puasa, karena puasa adalah milik (bagi)Ku dan Aku yang memberikan pahalanya.”[1]
- Sesungguhnya puasa itu tiada tandingannya.[2]
- Doa orang yang berpuasa tidak ditolak.[3]
- Orang yang berpuasa mempunyai dua kebahagiaan, yaitu apabila ia berbuka puasa ia gembira karenanya, dan apabila ia bertemu dengan Tuhannya ia bahagia karena puasanya[4].
- Puasa akan memberikan syafa’at pada Hari Kiamat bagi orang yang berpuasa, di mana ia akan berkata, “Wahai Rabbku, aku telah menghindarkannya dari makanan dan syahwat di siang hari, maka izinkanlah aku memberikan syafa’at kepadanya.”[5]
- Bau mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah Ta’ala daripada harumnya minyak kasturi.[6]
- Puasa adalah perisai dan benteng yang paling kuat (yang mencegah) dari api neraka.[7]
- Barangsiapa yang berpuasa satu hari fi sabilillah niscaya Allah Ta’ala menjauhkan mukanya dari api neraka sejauh tujuh puluh tahun.[8]
- Dan barangsiapa berpuasa satu hari karena semata mengharap Wajah Allah Ta’ala dan hidupnya ditutup baginya dengannya, niscaya dia masuk Surga.[9]
- Di Surga itu ada pintu yang disebut Rayyan, darinya orang-orang yang berpuasa masuk (Surga) dan tidak seorang pun masuk lewat pintu itu selain mereka.[10]
Kemudian berkaitan dengan puasa Ramadhan secara khusus, Puasa Ramadhan merupakan pilar (rukun) Islam. Al-Qur`an diturunkan di dalam bulan ini dan pada bulan ini pula terdapat Lailatul Qadar yang lebih baik daripada seribu bulan. Apabila bulan Ramadhan tiba, pintu-pintu Surga dibuka, pintu-pintu Neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu.[11] Puasa di bulan Ramadhan sama dengan puasa sepuluh bulan penuh.[12]
Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala dari Allah Ta’ala, niscaya dosa-dosanya yang telah lalu diampuni,[13] dan Allah Ta’ala mempunyai banyak orang-orang yang dibebaskan (dari neraka) pada setiap berbuka.[14]
[1] Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 1904: (dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu. Ed. T.).
[2] Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh an-Nasa`i, 4/165 (no. 2220 dan 2221 dan dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahih an-Nasa`i, Ed. T), dan bisa juga dilihat dalam Shahih at- Targhib, 1/413 (no. 986).
[3] Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh al-Baihaqi, 3/345, disebutkan dalam as-Silsilah ash-Shahihah, no. 1797.
[4] Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, 2/807.
[5] Diriwayatkan oleh Ahmad, 2/174, dan isnadnya dihasankan oleh al-Haitsami dalam al-Majma’, 2/181, dan disebutkan dalam Shahih at-Targhib, 1/411.
[6] Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, 2/807.
[7] Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad, 2/402, disebut-kan dalam Shahih at-Targhib, 1/411.
[8] Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, 2/808.
[9] Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad, 2/391, disebutkan dalam Shahih at-Targhib, 1/412.
[10] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 1797.
[11] Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh al-Bukhari, al-Fath, no. 3277.
[12] Lihat Musnad Ahmad, 5/280, dan Shahih at-Targhib, 1/412.
[13] Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 37.
[14] Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad, 5/256, dan disebutkan dalam Shahih at-Targhib, 1/419.
Sumber : Panduan Praktis Berpuasa, Bab Keutamaan-keutamaan Puasa, Penerbit Darul Haq