Allah Ta’ala berfirman,
“Maka ingatlah kamu kepadaKu, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepadaKu, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)Ku.” (Al-Baqarah: 152).
Allah Ta’ala berfirman,
“Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan mengingat dan menyebut) Allah dengan dzikir yang sebanyak-banyaknya.” (Al-Ahzab: 41).
Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam bersabda,
مَثَلُ الَّذِيْ يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِيْ لَا يَذْكُرُ رَبَّهُ مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ.
“Perumpamaan orang yang berdzikir (mengingat dan menyebut) Rabbnya dibandingkan dengan orang yang tidak berdzikir (mengingat dan menyebut) Rabbnya, adalah seperti orang yang hidup dibandingkan dengan orang yang mati.”[1]
Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam juga bersabda,
أَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرِ أَعْمَالِكُمْ، وَأَزْكَاهَا عِنْدَ مَلِيْكِكُمْ، وَأَرْفَعِهَا فِيْ دَرَجَاتِكُمْ، وَخَيْرٍ لَكُمْ مِنْ إِنْفَاقِ الذَّهَبِ وَالْوَرِقِ، وَخَيْرٍ لَكُمْ مِنْ أَنْ تَلْقَوْا عَدُوَّكُمْ فَتَضْرِبُوْا أَعْنَاقَهُمْ وَيَضْرِبُوْا أَعْنَاقَكُمْ؟ قَالُوْا: بَلَى، قَالَ: ذِكْرُ اللّٰهِ
“Maukah aku beritakan kepada kalian perbuatan kalian yang paling baik, paling suci di sisi Raja kalian, paling tinggi dalam derajat kalian, lebih baik bagi kalian daripada menginfakkan emas atau perak, dan lebih baik bagi kalian daripada bertemu dengan musuh kalian lantas kalian memenggal leher mereka dan mereka memenggal leher kalian?” Para sahabat berkata, “Tentu (wahai Rasulullah).” Beliau bersabda, “Berdzikir (mengingat dan menyebut) Allah Ta’ala.”[2]
Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam juga bersabda,
يَقُوْلُ اللّٰهُ : أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِيْ بِيْ، وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِيْ، فَإِنْ ذَكَرَنِيْ فِيْ نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِيْ نَفْسِيْ، وَإِنْ ذَكَرَنِيْ فِيْ مَلَإٍ ذَكَرْتُهُ فِيْ مَلَإٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ، وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ شِبْرًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا، وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ بَاعًا، وَإِنْ أَتَانِيْ يَمْشِي أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً.
“Allah Shalallahu alaihi wa sallam berfirman, ‘Aku (bertindak) menurut persangkaan hambaKu kepadaKu, dan Aku bersamaNya bila dia berdzikir (mengingat dan menyebut)Ku. Jika dia mengingatKu dalam dirinya, maka Aku mengingatnya dalam DiriKu, dan jika dia menyebut NamaKu di hadapan kumpulan orang, maka Aku menyebutnya dalam kumpulan (hamba-hamba) yang lebih baik dari mereka. Jika dia mendekat kepadaKu satu jengkal, maka Aku mendekat kepadanya satu hasta, jika dia mendekat kepadaKu satu hasta, maka Aku mendekat kepadanya satu depa, dan jika dia datang kepadaKu dengan berjalan, maka Aku mendatanginya dengan berjalan cepat’.”[3]
Dari Abdullah bin Busr Radhiyallahu ‘anhu, “Bahwa seorang laki-laki pernah berkata, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya syariat Islam telah banyak bagiku, oleh karena itu, beritahu aku sesuatu yang aku pegang teguh.’ Beliau bersabda,
لَا يَزَالُ لِسَانُكَ رَطْبًا مِنْ ذِكْرِ اللّٰهِ.
‘Hendaknya lidahmu selalu basah dengan berdzikir (mengingat dan menyebut) Allah’.”[4]
[1] Diriwayatkan oleh al-Bukhari, 11/208 (Fath al-Bari); dan Muslim meriwayatkannya dengan lafazh,
مَثَلُ الْبَيْتِ الَّذِيْ يُذْكَرُ اللّٰهُ فِيْهِ وَالْبَيْتِ الَّذِيْ لَا يُذْكَرُ اللّٰهُ فِيْهِ، مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ.
“Perumpamaan (perbandingan) antara rumah yang di dalamnya Allah diingat dan disebut dengan rumah yang di dalamnya Allah tidak diingat dan disebut, adalah seperti (perbandingan antara) orang yang hidup dengan yang mati.” Shahih Muslim, 1/539.
[2] Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, 5/459; dan Ibnu Majah, 2/1245. Lihat Shahih at-Tirmidzi, 3/139 dan Shahih Ibnu Majah, 2/316.
[3] Diriwayatkan oleh al-Bukhari, 8/171 dan Muslim, 4/2061, dan lafazh hadits ini adalah riwayat al-Bukhari.
[4] Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, 5/458; dan Ibnu Majah, 2/1246. Lihat Shahih at-Tirmidzi, 3/139; dan Shahih Ibnu Majah, 2/317.
Selengkapnya : Kumpulan Do’a Mustajab & Dzkir Pilihan Berdasarkan al-Qur’an & as-Sunnah, Bab Keutaman Berdzikir