Sesungguhnya karunia yang paling besar yang diberikan Allah kepada seorang Muslim adalah menggunakan seluruh waktunya untuk beramal shalih, maka dari itu Rasulullah [Islamic phrases=”Shallallahu ‘alaihi wa Sallam”]H[/Islamic] bersabda,
اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ: شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ، وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ، وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ، وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ، وَحَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ.
“Pergunakanlah lima hal sebelum datangnya lima hal: Masa mudamu sebelum masa tuamu, masa sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum miskinmu, waktu luangmu sebelum sibukmu, dan masa hidupmu sebelum matimu.”[1]
Ibnul Qayyim berkata, “Seorang manusia sejak pertama kali menginjakkan kakinya di bumi ini, maka saat itu ia telah menjadi seorang musafir yang melakukan perjalanan menuju Tuhannya, dan masa perjalanannya adalah umur yang telah Allah tetapkan baginya.”[2]
Diriwayatkan bahwa Ibnu Abbas [Islamic phrases=”Radhiyallahu ‘anhu”]I[/Islamic] telah berkata, Rasulullah [Islamic phrases=”Shallallahu ‘alaihi wa Sallam”]H[/Islamic] bersabda,
نِعْمَتَانِ مَغْبُوْنٌ فِيْهِمَا كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ: اَلصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ.
“Ada dua nikmat yang banyak manusia tertipu padanya, yaitu: Kesehatan dan waktu luang.” [3]
Waktu adalah umur manusia dan kehidupannya, hari yang berlalu makin mendekatkannya kepada kehidupan akhirat, dan hari-hari itu ibarat sebuah gudang, lalu apa yang disimpan di dalamnya?
Yahya bin Mu’adz ar-Razi berkata, “Membuang waktu lebih buruk dari kematian, sebab membuang waktu berarti menghentikan kebenaran, sedangkan kematian berarti perpisahan dengan manusia.”
Seorang pria berkata kepada Dawud ath-Tha`i, “Nasihatilah aku”, maka kedua matanya berlinang air mata dan berkata, “Wahai saudaraku, sesungguhnya siang dan malam adalah fase-fase yang dilewati oleh manusia satu persatu, hingga semua itu berakhir sampai pada akhir perjalanan mereka, maka jika engkau mampu untuk menyiapkan bekal setiap hari bagi dirimu untuk menghadapi kematian, maka lakukanlah, karena sesungguhnya perjalanan itu akan berakhir dengan cepat atau bahkan lebih cepat dari apa yang engkau duga, maka hendaknya engkau membekali dirimu dan lakukanlah sesuatu yang perlu engkau lakukan untuk bekal itu, dan sesungguhnya aku tidak mengatakan kepadamu semua, sedang aku tidak mengetahui seseorang yang lebih mengabaikan waktu daripada aku sendiri.” Kemudian beliau bangkit dan pergi meninggalkannya.[4]
[1] Diriwayatkan oleh al-Hakim dalam Mustadraknya 4/306 dan dibenarkan oleh adz-Dzahabi.
[2] Madarij as-Salikin karya Ibnul Qayyim.
[3] Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan at-Tirmidzi.
4] Shalah al-Ummah fi ‘Uluwwi al-Himmah, karya Sayyid `Afani.
Sumber : Diringkas dari buku 31 Sebab Lemahnya Iman