Sumber : Panduan Praktis Berpuasa; Sebagaimana Ajaran Nabi dan Arahan Para Ulama
Puasa mengandung banyak hikmah dan faidah yang berkisar pada ketakwaan yang disebutkan oleh Allah [Islamic phrases=”Azza wa Jalla'”]D[/Islamic] di dalam FirmanNya,
“Agar kamu bertakwa.”
Penjelasannya adalah, bahwa apabila nafsu dapat menahan dirinya dari perbuatan halal karena mendambakan keridhaan Allah [Islamic phrases=”Azza wa Jalla'”]D[/Islamic] dan takut hukumanNya, maka sudah pasti ia tunduk untuk menahan diri dari yang haram.
Di antara hikmah dan faidah puasa:
- Bahwasanya apabila perut seseorang lapar, maka rasa lapar indra-indra yang lain terhalangi, dan apabila perutnya kenyang, maka akan laparlah lisan, mata, tangan dan kemaluannya (nafsu seksnya). Jadi, puasa itu dapat mematahkan rongrongan setan dan melumpuhkan syahwat dan menjaga anggota tubuh.
- Bahwasanya apabila orang yang berpuasa itu merasakan penderitaan lapar, maka ia akan merasakan pula penderitaan orang-orang fakir, maka timbullah rasa belas kasih dan uluran tangan untuk menutupi kebutuhan mereka; karena sebagaimana pepatah mengatakan, “Berita itu tidak seperti apa yang kita lihat dengan mata kepala kita sendiri” dan “orang yang naik kendaraan itu tidak akan mengetahui sengsaranya pejalan kaki kecuali apabila ia jalan”
- Bahwasanya puasa dapat mendidik dan menumbuhkan kemauan menghindarkan diri dari hawa nafsu dan jauh dari kemaksiatan, karena di waktu berpuasa kita dapat memaksa tabi’at kita dan menyapih nafsu dari kebiasaan-kebiasaannya.
- Puasa juga membiasakan kita berdisiplin dan tepat waktu, yang mampu menanggulangi keteledoran banyak orang jikalau mereka berakal.
- Puasa juga menampakkan prinsip kesatuan kaum Muslimin, di mana segenap umat berpuasa dan berhari raya bersama pada bulan yang sama.
- Di dalam berpuasa juga terdapat kesempatan yang sangat berharga bagi para da’i untuk menyeru manusia ke jalan Allah [Islamic phrases=”Azza wa Jalla'”]D[/Islamic], di mana pada bulan ini hati mereka cenderung ke masjid-masjid. Di antara mereka bahkan ada yang masuk masjid merupakan yang pertama kali, dan ada pula yang sudah lama tidak masuk masjid; mereka sedang berada di dalam suatu kerinduan yang sangat jarang terjadi. Maka momentum ini harus digunakan sebaik-baiknya oleh para da’i untuk memberikan nasihat-nasihat yang menyentuh hati mereka dan menyampaikan materi-materi yang sesuai serta ceramah-ceramah yang bermanfaat yang disertai dengan tolong-menolong di dalam kebajikan dan ketakwaan. Namun, hen-daknya da’i jangan terlalu disibukkan mengurusi orang lain hingga lupa dirinya sendiri hingga seperti lilin, menerangi orang tapi membiarkan dirinya sendiri terbakar.