- Fitrah mereka rusak dan bertolak belakang dengan fitrah yang telah Allah gariskan kepada kaum lelaki. Demikian pula tabiat mereka berbeda jauh dengan tabiat manusia yang telah Allah [Islamic phrases=”Azza wa Jalla'”]D[/Islamic] gariskan pada kaum pria, yaitu adanya gairah kepada kaum wanita, bukan kepada pria sejenisnya.
- Kelezatan dan kebahagiaan mereka terletak pada saat melepaskan syahwat mereka di antara najis-najis dan kotoran-kotoran dan tinja, serta melepaskan air maninya di situ.
- Mereka lebih rendah daripada hewan dalam hal rasa malu, tabiat, dan kepribadian yang bersifat alamiah maupun yang diperoleh melalui pengalaman.
- Pikiran kotor, kelainan, dan keinginan berbuat keji akan selalu terlintas dalam benak mereka setiap saat, sebab setiap saat kaum lelaki selalu berada di hadapan mereka, ke mana pun mereka pergi dan berada, bayangan kaum lelaki tidak akan hilang dari benak mereka. Bilamana salah seorang di antara mereka melihat seorang anak kecil, pemuda, atau lelaki, maka selalu tergerak jiwanya untuk melakukan homoseks, baik sebagai pelaku ataupun objeknya.
- Anda akan mendapatkan bahwa masing-masing dari mereka sedikit rasa malunya, bumi telah menyedot rasa malu dari wajahnya, sehingga dia tidak malu lagi kepada Allah [Islamic phrases=”Jalla Jalaluhu”]B[/Islamic] dan tidak pula kepada makhlukNya. Orang seperti ini tidak ada faidah dan kebaikan yang diharapkan darinya.
- Tidak ada pada diri mereka kekuatan, keperkasaan, dan kegagahan lelaki, mereka senantiasa lemah di hadapan setiap lelaki sebab jiwa mereka membutuhkan kaum lelaki… begitu juga kejelekan-kejelekan lainnya yang Allah timpakan kepada mereka yang hina dan mendapat murka.
- Allah [Islamic phrases=”Azza wa Jalla'”]D[/Islamic] telah menyebut mereka sebagai kaum yang fasik dan jahat.
“Sesungguhnya mereka adalah kaum yang jahat lagi fasik.” (Al-Anbiya`: 74).
- Allah juga menyebut mereka sebagai kaum yang melampaui batas,
“Bahkan kalian ini adalah kaum yang melampaui batas.” (Al-A’raf: 81). Yaitu melampaui batasan Allah .
- Allah juga menamakan mereka melalui lisan Nabi mereka sebagai kaum yang berbuat kerusakan,
“Dia (Luth) berdoa, ‘Wahai Tuhanku, tolonglah aku atas kaum yang berbuat kerusakan itu’.” (Al-Ankabut: 30).
- Allah juga menamakan mereka kaum yang zhalim;
“Sesungguhnya kami akan membinasakan penduduk kota (Sodom) ini; karena sesungguhnya penduduknya adalah orang-orang yang zhalim.” (Al-Ankabut: 31).
Perhatikanlah orang-orang yang disebutkan oleh Allah dengan sifat-sifat seperti itu, dan telah dicela dengan celaan-celaan tersebut. Mereka memang benar-benar layak menerimanya, sebab mereka telah melakukan perbuatan dosa yang sangat menyimpang dari tabiat, akal sehat, benak, dan naluri kemanusiaan, hingga Abdul Malik bin Marwan berkata, “Sekiranya Allah [Islamic phrases=”Azza wa Jalla'”]D[/Islamic] tidak menyebutkan tentang kisah kaum Nabi Luth [Islamic phrases=”Alaihis Salam'”]S[/Islamic] di dalam al-Qur`an, maka aku tidak akan pernah menyangka ada orang yang melakukan perbuatan seperti itu!”
Sumber : Bahaya Penyimpangan Seksual (Zina, Homoseks, Lesbi, dan lainnya)