Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam mengingkari orang yang terus-menerus berpuasa sepanjang tahun dan tidak pernah berbuka, dan beliau memberitahukan tentang diri beliau bahwa beliau tidak pernah melakukan hal itu.
Disebutkan dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim, dari Abdullah bin Amr Radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda kepadanya,
أَتَصُوْمُ النَّهَارَ وَتَقُوْمُ اللَّيْلَ؟ قَالَ: نَعَمْ، قَالَ النَّبِيُّ : لٰكِنِّيْ أَصُوْمُ وَأُفْطِرُ وَأُصَلِّي وَأَنَامُ وَأَمَسُّ النِّسَاءَ، فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِيْ فَلَيْسَ مِنِّيْ
“Apakah benar kamu berpuasa di siang hari dan mendirikan (shalat) sepanjang malam?” Abdullah bin Amr Radhiyallahu ‘anhuma menjawab, “Ya.” Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda kepadanya, “Akan tetapi aku ini berpuasa dan berbuka, shalat malam dan tidur, dan menikahi para wanita; maka barangsiapa tidak menyukai Sunnahku, dia bukanlah dari golonganku.” Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 5063 dan Muslim, no. 1401.
Oleh karena itu, barangsiapa menyiksa dirinya sendiri dengan memberikan beban tanggungan pada dirinya sesuatu yang tidak mampu dia tanggung, berupa puasa dan yang lainnya, maka hal itu bisa jadi menyebabkan lemahnya badan dan akalnya, sehingga dia akan terluput dari ketaatan-ketaatan yang utama yang lebih banyak daripada apa yang dia dapatkan dengan tindakannya yang menyiksa dirinya dengan puasa.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersikap pertengahan dalam memberikan hak terhadap dirinya dan bersikap sangat adil dalam hal itu, di mana beliau berpuasa dan berbuka, melakukan shalat malam dan tidur, menikahi perempuan, dan memakan makanan-makanan baik yang beliau dapatkan, seperti manisan, madu, dan daging ayam, dan terkadang beliau kelaparan hingga beliau mengikatkan batu pada perutnya.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda,
أَحَبُّ الْعَمَلِ إِلَى اللّٰهِ أَدْوَمُهُ وَإِنْ قَلَّ.
“Amal yang paling dicintai oleh Allah adalah amal yang paling berkesinambungan, walaupun sedikit.” Diriwayatkan oleh Muslim, no. 782.