Mendidik anak shalih sebelum lahir laksana menanam tanaman. Siapa yang menginginkan tanamannya tumbuh subur dan membuahkan hasil yang memuaskan sehingga membuat hati senang dan damai, maka hendaklah memilih metode pendidikan yang terbaik dan benar sehingga mampu memberikan hasil yang menyenangkan.
Tanah adalah asas paling utama dan paling menentukan keberhasilan dalam bercocok tanam, yang tidak lain dalam hal ini adalah seorang istri shalihah yang akan menjadi ibu bagi anak –insya Allah–. Dialah yang akan mengurusi tanaman dan menentukan kesuburan tanaman tersebut. Dialah yang akan mendidik anak-anak Anda dengan belaian kasih sayang Islam dan nilai mulia syariat, sehingga membuahkan hasil takwa dan komitmen kepada Islam.
Mempersiapkan tanah yang subur merupakan dasar utama untuk memulai proses pendidikan yang benar dalam Islam, sehingga Islam adalah agama keluarga, sementara keluarga adalah bibit masyarakat. Apabila keluarga terbangun di atas Islam yang benar, maka masyarakat akan menjadi baik yang dibangun di atas asas, kaidah, dan landasan yang lurus.
Ibu adalah madrasah, bila engkau persiapkan dengan baik,
maka engkau telah mempersiapkan bangsa yang baik dan kuat.
Ibu laksana taman, bila engkau pelihara tanamannya dengan siraman yang cukup,
maka akan tumbuh dengan subur dan rindang.
Bahkan ibu adalah universitas yang mampu meluluskan anak bangsa yang tangguh, kokoh dan shalih pada setiap zaman dan tempat. Wanita adalah setengah dari bagian masyarakat. Dia melahirkan separuh dari generasi manusia. Dialah fondasi tegaknya keluarga. Sementara keluarga adalah asas masyarakat. Bila Anda ingin memiliki masyarakat yang baik dan unggul maka hendaklah Anda membenahi rumah tangga.
Sumber: Begini Seharusnya Mendoidik Anak Berdasarkan al-Qur’an dan as-Sunnah, Hal. 7, Penerbit Darul Haq