Masalah akidah itu sangat mendasar. Tidak patut bagi seorang Muslim untuk mengabaikannya. Jika seseorang salah dalam berakidah, maka dia akan terjatuh pada kesalahan fatal. Minimal cacat dalam satu bagian akidah, bid’ah dalam berakidah, bahkan bisa jadi terjerembab ke dalam kesyirikan, kecil atau besar. Na’udzu billah min dzalik.
Di hadapan kita ini, buku Syarhus Sunnah karya Imam Isma’il bin Yahya al-Muzani (w. 264 H.), salah seorang murid utama Imam asy-Syafi’i (w.204 H), sebagai tanggapan atas sejumlah masalah akidah yang sangat krusial pada masa itu. Masa di mana banyak bid’ah merajalela. Di antaranya bid’ah jahmiyah murji’ah terkait dengan iman, bid’ah qadariyah, dan bid’ah mu’tazilah terkait al-Qur`an.
Dalam buku ini Imam al-Muzani menjelaskan akidah yang kokoh berpedoman pada al-Qur`an dan as-Sunnah, menyematkan Nama dan Sifat Allah sesuai dengan apa yang disematkan Allah dan RasulNya, tanpa mentakwil, mentahrif, dan mentakyif.
Artikel:
–Biografi Imam al-Muzani
–Imam al-Muzani Berkata dalam Kitab Syarhus Sunnah: