Pengakuan terhadap tauhid ini tertanam dalam fitrah manusia, hampir tidak ada umat manusia yang memungkirinya, sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,
“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka, ‘Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?’ Pastilah mereka akan menjawab, ‘Semuanya diciptakan oleh Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui’.” (Az-Zukhruf: 9).
Dalam al-Qur`an, ayat-ayat yang semakna dengan ini banyak. Allah menyebutkan orang-orang musyrik bahwa mereka mengakui Rububiyah Allah yaitu hanya Allah Semata Yang Mencipta, Memberi rizki, Menghidupkan dan Mematikan.
Tidak ada yang mengingkari Tauhid Rububiyah dan mengingkari adanya Tuhan, kecuali segelintir orang menyimpang yang memperlihatkan diri mereka mengingkariNya, padahal hati mereka mengakuiNya.
Pengingkaran mereka terhadap ar-Rabb hanya kesombongan, sebagaimana yang Allah Ta’ala sebutkan tentang Fir’aun, “Aku tidak mengetahui ada Tuhan bagi kalian selain aku.” (Al-Qashash: 38).
Musa Alaihissalam menjawab, “Sungguh engkau telah mengetahui, bahwa tidak ada yang menurunkan (mukjizat-mukjizat) itu kecuali Tuhan (yang memelihara) langit dan bumi sebagai bukti-bukti yang nyata’.” (Al-Isra`: 102).
Mereka sama sekali tidak bersandar kepada dasar apa pun dalam pengingkaran mereka, akan tetapi hanya bentuk sikap kesombongan dari mereka, sebagaimana Allah berfirman,
“Dan mereka berkata, ‘Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup, dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa.’ Tetapi mereka tidak mempunyai ilmu tentang itu, mereka hanyalah menduga-duga saja.” (Al-Jatsiyah: 24).
Mereka tidak mengingkari atas dasar ilmu yang menopang pengingkaran mereka, tidak ada dalil sam’i, akal dan fitrah yang memihak mereka.
Karena alam semesta ini berikut makhluk-makhluk yang ada di dalamnya merupakan bukti atas keesaan Allah dan RububiyahNya, sebab di belakang makhluk pasti ada Pencipta, sesuatu yang ada pasti ada yang mengadakannya.
☑️Free share
Silakan di bagikan, semoga bermanfaat