(Fitnah = Kerusuhan & Pertikaian)
Manusia berbeda-beda tingkatan dalam mengetahui dan memahami hakikat fitnah dan mengungkap akibat-akibatnya, tergantung pada ketakwaan dan pemahaman yang diberikan kepada mereka.
Hati seperti mata dalam melihat. Ada mata yang tidak bisa melihat sesuatu yang jauh, ada mata yang tidak bisa melihat hanya karena ada kabut atau debu tipis, alih-alih melihat di dalam kegelapan. Penglihatan hati itu bergantung kepada kekuatan dan kadar pemahaman dan cahaya iman.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyamakan fitnah dengan potongan malam yang gelap, tanpa ada rembulan dan cahaya padanya. Orang yang berjalan dalam gelap malam sangat berisiko terjerembab apabila dia tidak memiliki cahaya yang dengannya dia dapat melihat tempat pijakan telapak kakinya. Dan dalam keadaan fitnah, cahaya tersebut adalah cahaya ilmu yang menjelaskan keadaannya dan keadaan para pelakunya.
Hudzaifah Radhiyallahu ‘anhu berkata, “Selama engkau mengetahui agamamu, maka fitnah tidak berdampak buruk terhadapmu, karena fitnah yang berbahaya bagimu adalah manakala engkau tidak bisa memisahkan antara yang haq dari yang batil.”