Tahun demi tahun berlalu tanpa arti, dan berapa banyak daya dan potensi berhamburan dan menjadi sia-sia bagi seseorang yang tidak memiliki aturan dalam hidupnya, terutama dalam mencari ilmu pengetahuan.
Yang terjadi hanyalah koleksi kitab (buku) tanpa terlebih dahulu minta pendapat (kepada ulama), dan aktivitas membaca yang tidak beraturan! Ibnul Jauzi berkata, “Di antara penuntut ilmu ada yang mengoleksi buku-buku dan menyimaknya tanpa mengetahui apa yang ada dalam buku itu berupa keshahihan haditsnya, juga tanpa memahami isi buku itu, maka terkadang Anda lihat ia berkata, ‘Buku Fulan adalah buku yang telah saya simak dan saya telah memiliki naskah buku tersebut; buku ini, buku itu dan….’, tanpa pengetahuan untuk memilah mana hadits yang shahih dan mana hadits yang lemah.” Ibnul Jauzi menambahkan, “Lalu jika ia berfatwa, maka fatwanya adalah salah, dan jika ia bercerita tentang kaidah ushul, maka ia mencampur-baurkan antara satu kaidah dengan kaidah lainnya.”
Maka janganlah heran, jika Anda menemukan orang yang faudhawi (tidak disiplin dalam mencari ilmu) itu tidak memiliki ketetapan, ketenangan, dan kemantapan. Terkadang ia membaca suatu buku hingga mencapai seperempatnya atau setengahnya kemudian ia berpin-dah pada buku lain, lalu ia membaca buku itu sebagai-mana ia membaca buku pertama dan seterusnya.
Hal yang sama juga dialami oleh orang yang tidak disiplin yang hendak menghafal al-Qur`an. Ia meng-hafal al-Qur`an dari awal, kemudian tiba-tiba ia lemah, lalu berhenti menghafal untuk beberapa saat, terkadang sampai waktu lama dan terkadang dalam waktu sing-kat. Kemudian ia mengulangi lagi hafalannya akan tetapi dimulai dari Surat lain atau dari ayat lain, hing-ga ia bingung sendiri, apakah harus menghafal dari awal al-Qur`an atau dari awal surat atau lainnya. Dan demi-kian seterusnya sehingga hafalan yang telah dihafal menjadi hilang dan ia terus menerus dalam keadaan seperti itu bertahun-tahun tanpa memiliki hafalan al-Qur`an walau hanya satu atau dua Juz saja. Sementara teman-temannya yang disiplin dan bersungguh-sungguh telah menghafal seluruh al-Qur`an hanya dalam waktu dua tahun.
Begitu pula dalam menghafal hadits, ia memu-lai dengan membaca hadits al-Arba’in an-Nawawiyah, lalu hafal sebagian kecilnya, kemudian pindah pada kitab hadits lainnya. Tahun demi tahun pun berlalu, ia belum hafal kecuali beberapa hadits saja. Jadi orang yang menuntut ilmu harus memiliki kemauan keras dan ber-sungguh-sungguh serta berdisiplin, sebagaimana dika-takan oleh seorang penyair,
“Wahai saudaraku, engkau tidak akan mendapatkan ilmu kecuali dengan enam perkara,
Aku akan rincikan keenam perkara itu dengan jelas, yaitu kecerdasan, kemauan keras, bersungguh-sungguh, mempunyai bekal, menyertai guru dan waktu yang lama.”
Sumber : 31 Sebab Lemahnya Iman