Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْ أَيَّامٍ أَعْظَمُ عِنْدَ اللّٰهِ وَلَا أَحَبُّ إِلَيْهِ الْعَمَلُ فِيْهِنَّ مِنْ هٰذِهِ الْأَيَّامِ الْعَشْرِ، فَأَكْثِرُوْا فِيْهِنَّ مِنَ التَّهْلِيْلِ وَالتَّكْبِيْرِ وَالتَّحْمِيْدِ.
“Tidak ada hari-hari yang lebih agung di sisi Allah dan tidak ada amal baik pada hari-hari itu yang lebih dicintai Allah daripada hari-hari yang sepuluh ini (10 hari pertama bulan Dzulhijjah). Maka perbanyaklah padanya membaca tahlil, takbir, dan tahmid.” Diriwayatkan oleh Ahmad, no. 5423.
Ketika Allah ta’ala telah meletakkan rasa rindu ke Baitullah ke dalam hati orang Mukmin, sementara tidak setiap orang mampu ke sana setiap tahun, maka Allah mewajibkan ibadah haji sekali saja seumur hidup bagi yang mampu. Dan Allah menjadikan hari-hari agung yang sepuluh tersebut bisa dirasakan bersama (manfaatnya) oleh mereka yang datang ke Baitullah dan yang tidak mampu datang ke sana. Siapa tidak mampu beribadah haji dalam suatu tahun tertentu, maka dia mampu melaksanakan amalan-amalan kebaikan di negerinya pada hari-hari yang sepuluh tersebut, amalan-amalan itu lebih utama daripada jihad, lebih utama daripada haji.
Selengkapnya: Keutamaan 10 hari pertama bulan Dzulhijjah & hari tasyriq dan Panduan Berkurban, hal. 7-8, Darul Haq.