Ibnul Qayyim Rahimahullah berkata,
“Asas bersyukur adalah mengakui nikmat dari Pemberi nikmat disertai ketundukan, cinta, dan kepatuhan kepadanya.
Barangsiapa yang tidak mengetahui nikmat, bahkan sama sekali tidak mengerti tentangnya, berarti dia tidak mensyukurinya.
Barangsiapa mengetahui nikmat, tetapi tidak mengetahui Pemberinya, maka dia tidak mensyukurinya.
Barangsiapa mengetahui nikmat dan Pemberinya, tetapi dia mengingkarinya sebagaimana seseorang yang mengingkari nikmat dan Pemberinya, maka dia tidak mensyukurinya.
Barangsiapa mengetahui nikmat dan Pemberinya, mengakuinya dan tidak mengingkarinya, tetapi dia tidak tunduk kepadaNya, tidak mencintaiNya dan tidak ridha kepadaNya, maka dia tidak mensyukurinya.
Barangsiapa mengetahui nikmat dan Pemberinya, lalu mengakuinya, tunduk kepada Pemberinya, mencintaiNya, ridha kepadaNya dan menggunakan nikmat tersebut dalam ketaatan kepadaNya dan dalam apa yang dia cintai, dialah orang yang mensyukurinya.
Jadi syukur itu membutuhkan ilmu dalam hati, amal yang merupakan buah dari ilmu, yaitu kecenderungan kepada Pemberi nikmat, kecintaan dan ketundukan kepadaNya.”
📗 Sumber: Panduan Lengkap Membenahi Akidah Berdasarkan Manhaj Ahlussunnah wal Jama’ah, Hal. 178, Penerbit Darul Haq
📲 Silakan dibagikan, semoga bermanfaat